Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam Filsafat
Pengertian Filsafat
Menurut
bahasa, filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah,
filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia, yaitu Philo yang berarti cinta
dan shopia yang berarti kebenaran, kebijaksanaan, jadi dapat diartikan secara
harafiah ‘pencinta kebijaksanaan’.
Tiga ciri berfikir filsafat:
Berfikir radikal
Radikal berasal dari radix (bahasa Yunani), berarti akar.
Berpikir radikal, berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung,
sampai kepada konsekuensinya yang terakhir, berpikir itu tidak separuh-paruh,
tidak berhenti di jalan, tapi terus sampai ke ujungnya. Tidak ada yang tabu,
tidak ada yang suci, tidak ada yang yang terlarang bagi berpikir yang radikal
itu.
2. Berfikir sistematis
Sistemik adalah
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Berpikir sistematis ialah
berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran
dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling-hubungan yang teratur.
3. Berfikir universal
Universal berarti umum, jadi berpikir universal tidak
berpikir khusus, terbatas pada bagian-bagian tertentu, tapi mencakup
keseluruhannya. Berpikir tentang hujan misalnya, bukan terbatas dengan kemarin
atau yang hari ini, tapi seluruh hujan. Berpikir tentang manusia tidak hanya
mengenai manusia Indonesia, manusia Afrika, manusia Eropa, tapi manusia sebagai
makhluk. Lawan umum (universal) ialah khusus perkara yang khusus masuk lapangan
ilmu.
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Filsafat
IBD dan filsafat adalah
dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun
historis.Kelahiran IBD tidak terlepas dari filsafat(substansial).Sebaliknya
perkembangan IBD memperkuat keberadaan filsafat. Oleh karena itu, filsafat
mencoba mengembalikan roh & nilai luhur dari IBD dan kemudian filsafat akan
mempertegas bahwa IBD adalah instrumen dalam mencapai kesejahteraan tidak
semata2 untuk tujuan tertentu saja.
Apabila
dibandingakan definisi kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu dalam
hal berfikir. Kebudayaan adalah cara berfikir, sedangkan filsafat adalah cara
berfikir secara logis, sistematis dan universal. Dengan demikian jelaslah bahwa
filsafat itu mengendalikan cara berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan
kebudayaan dapat dikembalikan kepada perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis
yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan
dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena
masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang
hanya terbatas pada pengalaman.
Filsafat dan
masalah manusia, masalah manusia dalam keseharian dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Immerdiate problems yaitu masalah-masalah praktis sehari-hari, yang berkenaan dengan keperluan-keperluan pribadi yang mendesak, yang tidak seorang pun dapat mengelakan diri darinya.
- Ultimate problems yaitu berkenaan dengan hakikat manusia itu sendiri, alam semesta, dan Tuhan.
Dengan belajar filsafat, diharapkan seseorang untuk:
1. Berusaha
untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui.
2. Berendah
hati bahwa tidak semua hal akan pernah diketahuinya dalam alam yang tak
terbatas ini.
3. Mengoreksi
diri, berani melihat sejauh mana kebenaran yang di cari telah dijangkaunya.
4. Tidak
apatis terhadap lingkungan dan terhadap nilai yang hidup dalam masyarakat.
5. Senantiasa
memberikan makna bagi setiap amal perbuatannya.
Hubungan Kebudayaan dan Filsafat
Kebudayaan menurut
Mukti Ali adalah budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia di
gerakan oleh akal dan perasaannya. Yang mendasari semua itu adalah ucapan
hatinya. Dan ucapan batin itu merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap
sesuatu yang dianggap benar. Apa yang dianggap benar itu besar atau kecil
adalah agama. Dan agama, sepanjang tidak diwahyukan adalah ia hasil pemikiran
filsafat.
Apabila diperbandingkan definisi kebudayaan dan definisi filsafat, keduanya bertemu pada hal “berpikir”. Kebudayaan adalah cara berpikir. Sedangkan filsafat ialah cara berpikir secara radikal, sistematik dan universal. Berpikir demikian berujung pada setiap jiwa atau ucapan batin. Manifestasinya adalah sikap hidup dan pandangan hidup. Dengan demikian jelaslah, betapa filsafat itu mengendalikan cara berpikir kebudayaan. Di belakang setiap kebudayaan selalu kita temukan filsafat. Perbedaan kebudayaan dapat di kembalikan kepada beberapa filsafat.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Sedangkan kebudayaan adalah sebuah tradisi atau kebudayaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Beberapa pendapat juga mengatakan bahwa apabila filsafat dibandingkan dengan budaya, maka akan memiliki satu kesamaan hanya saja ilmu filsafat itu mengkaji sebuah ilmu melalui dasarnya sedangkan budaya sebuah ilmu yang mempelajari suatu dasar berfikir manusia dari kegiatan (aktifitas) sehari-hari. Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat itu mengendalikan cara berfikir kebudayaan, oleh karena itu perbedaan kebudayaan dapat dikembalikan kepada perbedaan filsafat. Pendekatan filosofis yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman.
Sumber:
http://ilmu-b-dasar.blogspot.com/2012/12/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html
Jurusan ApA Kak
ReplyDeletefeed back,,ukhybelajar.blogspot.com
ReplyDeletejadi IBD itu lahir dari Filsafat yah, dan IBD berguna untuk Memperkuat Filsafat.
ReplyDeletejurusan SI, makasih kunjungan nya :)
ReplyDelete