Monday, 31 December 2012

Penderitaan TKI: Tak Dapat Makan, Jarang Istirahat, Sering Dipukuli

Diposkan oleh C. Sheilla di 10:36 2 komentar
Kisah dan pengalaman tragis tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) seolah tiada hentinya. Kali ini kembali dialami oleh TKI Arab Saudi bernama Tarminah binti Ropik yang sering mendapat pukulan, jarang istirahat dan jangan pula makan.
RKI Banyumas yang bekerja sebagai Pembantu ini mengaku jarang diberi makan, tenaganya pun terkuras dan sering pula dipukuli karena kepergok sedang beristirahat.

Karena hal ini lah dia kemudian meminta pulang paksa ke tanah air, padahal belum genap satu bulan dia bekerja.
“Duh, maunya ingin bekerja dengan upah lumayan tinggi, ternyata malah sering disiksa, jarang diberi makan dan istirahat. Majikan marah dan main pukul, kalau mengetahui saya lagi istirahat,” kata Tarminah di ruang tunggu Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI, Jumat (27/08) kemarin.
Tarminah berangkat ke Arab Saudi melalui jasa Penyelenggara Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) PT Zam Zam Perwira di Jalan Tebet Dalam No. 36 Jakarta Selatan. Dia kemudian bekerja di rumah majikan bernama Abdullah di Thaif, Arab Saudi.
Dia tak mengira bisa mendapatkan majikan yang kejam dan galak, dia pun nekad untuk meminta pulang ke tanah air. Dia pun belum ada niatan untuk menjadi TKI lagi. “Saya melarikan diri meminta perlindungan ke KBRI di Jeddah. Di KBRI saya tinggal kurang lebih dua bulan dan bekerja seadanya untuk biaya ongkos bisa pulang ke tanah air,” ungkapnya.

Sumber :
http://www.kampungtki.com/baca/18214

Individu, Keluarga dan Masyarakat

Diposkan oleh C. Sheilla di 10:31 1 komentar

PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
  •  menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
  •  menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Kesemua itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan
sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
  • Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
  • Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  • Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
  • Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
  •  Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
  • Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14
  • Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
  • Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
  •  para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
  • Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
  • Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti.. satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
  •  keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
  • keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
  • Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak-anak perempuan
Dalam keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan itu biasanya disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah
  •  Fungsi biologis
  • Fungsi Pemeliharaan
  • Fungsi Ekonomi
  • Fungsi Keagamaan
  • Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, aa masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahli sosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai berikut : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Menilik kenyataan dilapangan, suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapata digolongkan menjadi :
  • Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
  •  Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
a. Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
b. Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las

Sumber:
http://krblanglangbuana.wordpress.com/2012/03/22/individu-keluarga-dan-masyarakat/

Friday, 21 December 2012

Musik Perlawanan

Diposkan oleh C. Sheilla di 22:57 1 komentar

Sebagian penikmat music berpendapat, bahwa tidak penting bagi para musisi untuk mempertahankan genre tertentu dalam karya-karyanya. Music hanya untuk kesenangan “ Just Enjoy “, tidak lebih. Tak perlu ideology dalam music, cukup ikuti selera pasar, ciptakan, edarkan, pasarkan dan raihlah keuntungan.
Kalangan lain berpendapat, music mampu mengubah dunia, setidaknya persepsi. Menurut kalangan ini, tak seharusnya music mengklaim suatu kebenaran, namun music perlu memperjuangkan kesetaraan ( Jerinx, Drumer Superman Is Dead ).
Music Blues misalnya, lahir dari ketertindasan para budak Afrika selama politik Apartheid berjalan di benua hitam tersebut. Lirik Blues menggambarkan rintihan, penderitaan para budak ketika di tindas oleh kaum majikan.
Contoh kecil perlawanan music terhadap Tiran, di jelaskan Drumer SID ( Superman Is Dead ), Jerinx dalam sebuah Talk Show di TV swasta . Ia mengambil contoh Di Amerika Serikat, ketika George Bush mengeluarkan kebijakan yang tidak poulis di mata rakyat Amerika, yakni menggempur Irak secara membabi buta. Para musisi dari berbagai aliran yang di motori oleh genre music Funk Rock mengeluarkan album penolakan terhadap Bush. Salah satu lagu yang dikenal dari album tersebut adalah “ Amerikan Idiot “.
Kondisi di Indonesia sedikit berbeda, Musik yang mengkritik kekuasaan di lakukan secara individu atau Group Band. sebut saja Iwan Fals, Pas Band, Alm Franky Sahilatua, Mukti-Mukti, Doel Sumbang, Jeruji dan Slank. Sedangkan untuk music dangdut di pelopori oleh Rhoma Irama.
Konsolidasi musisi Indonesia belum mengarah kepada perjuangan politik yang di lakukan secara kolektif. Kecuali mereka melakukan solidaritas dalam momentum bencana alam.
Musik memang belum mampu mengubah dunia, namun beberapa pihak sepakat jika music mampu mengubah persepsi. Sisi lain kaum aktivis gerakan khawatir, jika music menjadi candu bagi kaum tertindas. “ Para penikmat music di khawatirkan tidak akan melakukan gerakan nyata atas ketertindasannya. Karena ketertindasan itu merasa terwakili atau termanifestasikan oleh sebuah lagu”. Jelas Aktivis FMN, Dadan WirahadiKusuma.
Sebagai aktivis Dadan sepakat, jika music dijadikan media propaganda kaum gerakan yang memperjuangkan kepentingan rakyat tertindas.
Kini, komuitas-komunitas yang di latar belakangi oleh genre music tertentu seperti komunitas Funk tetap eksis dan menyebar di berbagai kota. Namun komunitas tersebut tidak lagi memperjuangkan ideology anti kemapanan. Saat ini sebagian besar komuitas Funk hanya dijadikan ajang “ fashion “ semata. Tidak lagi dijadikan tempat ekspresi ketertindasannya. Dan hal itu tidak saja didapati di komunitas Funk semata. Perubahan orientasi kearah “ fashion” di alami oleh komunitas lain di luar music. Contoh kecil saja, banyak anak muda yang bangga memakai kaos Che Guevara, dalam prakteknya, kehidupan mereka jauh dari apa yang di lakukan Che.

Sumber :
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/07/07/musik-perlawanan/

Sunday, 2 December 2012

Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

Diposkan oleh C. Sheilla di 23:18 1 komentar
Masyarakat dibagi atas 3 bagian, yaitu masyarakat atas, menengah, dan bawah. Pelapisan ini dapat dikategorikan dengan kekuatan financial, gaya hidup, serta pendidikan yang dimiliki. Pelapisan social terjadi karena semua bukan semata – mata sengaja dipisahkan melainkan karena terjadi akibat tidak tercapainya pemerataan pendapatan.
Pelapisan sosial juga dapat terjadi ketika semua manusia tidak menghargai kesamaan derajat seperti membedakan peran antara pria dan wanita. Jika pekerjaan pria biasanya melakukan pekerjaan berat dan wanita yang ringan.
Padahal kalau kita sering melihat bahwa kekuatan tidak dapat dikalahkandengan rasa lapar. Seperti para ibu – ibu pemecah batu, mereka rela melakukan hanya demi mencukupi kebutuhan hidup. Mereka bekerja di tangan yang selembut itu dengan tenaga yang biasanya. Ada pula yang menjadi buruh batu bata di indramayu.
Jika kita melihat postur tubuh mereka, sama dengan wanita seperti umumnya. Kita seringkali menjumpai hal yang sangat tidak adil di dunia ini, itulah kehidupan.
Dalam masyarakat dimanapun di dunia, akan selalu dijumpai keadaan yang bervariasi, keadaan yang tidak sama. Satu hal yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa keadaan di dunia selalu bergerak dinamis. Dari segi alam ternyata bahwa tumbuhan tumbuhan, tumbuh mulai dari kecil hingga besar dan dapat menghasilkan buah. Demikian dalam kenyataan terlihat ada pohon besar dan pohon kecil, jenisnyapun berbeda.
Masyarakat yang berada di atas akan menjaga hidupnya agar tidak berada di posisi bawahnya. Berbeda dengan sosal yang dibawahnya, mereka akan berjuang mati – matian untuk mencapai hidup yang lebih baik lagi.
Pelapisan sosial juga terdapat antara golongan kerajaan dan orang biasa. Pada zaman sekarang ini tidak dapat dibedakan antara golongan ningrat dengan biasa. Pelapisan ini dapat terjadi pada acara kerajaan dan acara besar seperti pernikahan.
Pada masyarakat Hindu terdapat strata social berdasarkan ia dilahirkan di golongan apa orang tua berada atau yang sering disebut dengan kasta. Hal ini sebenarnya terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang.
Acara besar kematian dapat dijadikan acuan. Apabila kasta raja dan pendeta dapat memperoleh ngaben yang sangat mahal itu dengan nilai ekonomis dan juga kasta. Pada kasta dibawahnya dapat melakukan ngaben jika mampu. Jika tidak mampu dapat di kuburkan disebuah pohon yang berada di sebuah pulau.
Jika ada kesempatan mayat dapat dibakar secara bersamaan. Akan tetapi, hal itu menjadi tidak berarti pada saat sekarang ini dimana mereka hidup secara berdampingan.
Pelapisan sosial pada sekarang ini dilihat dari dimana pendapatan mereka peroleh. Zaman sekarang segi financial menjadi tolak ukur dalam menentukan dimana mereka berada. Pada masyarakat bawah keuangan dan pendidikan yang kurang memadai dapat menjadi penghambat kemajuan hidup mereka. Karena untuk dapat hidup yang lebih baik mereka harus bersekolah lebih tinggi untuk bisa masuk dikelas menengah.
Pada masyarakat menengah biasa merupakan kaum pekerja pada suatu pekerjaan di perusahaan. Mereka sibuk bekerja keras demi mencapai sesuatu yang lebih baik. Menengah pun ada yang dibawah dan juga ada yang diatas.
Biasanya terlihat dari besar pendapatan yang diperoleh pada seseorang. Contohnya pegawai negeri sipil golongan bawah, guru, dan pekerja negeri lainnya.
Kesamaan derajat identik antara pria dan wanita, tua dan muda. Jika pada pria dan wanita biasanya terjadi pada kekuasaan suatu negeri yang dipimpin oleh pria lebih baik dari wanita. Perbandingan jumlah pemimpin pria dan wanita cenderung lebih besar pria daripada wanita.
Itu sangat beralasan, karena wanita harus bertanggung jawab terhadap anak – anaknya. Misalnya mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat hingga sang anak bisa menjaga dirinya sendiri.
Faktor hormonal itulah yang menjadi acuan pada sekarang untuk membedakan derajat antara pria dan wanita.
Perbedaan pada seseorang yang muda dan tua biasanya terletak dari proses pendewasaan berpikir seseorang dalam menentukan sikap. Seringkali ucapan banyak makan asaim garam, sering diucapkan seseorang yang lebih tua yang tidak mau menerima pendapat dari yang lebih muda.


Sumber:
http://ekocebong.wordpress.com/2011/12/30/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat-tulisan-5/

Contoh Kasus Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Diposkan oleh C. Sheilla di 22:48 1 komentar
Penganiayaan TKI terakhir di Malaysia dialami oleh Siti Hajar yang dianiaya oleh majikannya pada 2009. Mengangkat pembantu adalah sebuah pilihan berat karena pembantu idealnya adalah partner kerja meskipun dia bekerja dibawah perintah kita. Mereka bukanlah barang mati, yang tidak punya pikiran dan perasaan. Mereka tentu punya juga keinginan untuk dihargai, dan tentu saja tidak bakalan menolak jika diajak berkomunikasi secara baik dengan penuh kesantunan dan kasih sayang. Karena itu, tidak selayaknya pembantu diperlakukan layaknya ata’ atau budak. Dalam banyak kasus—semoga kita tidak termasuk diantaranya—seringkali pembantu dipersamakan dengan budak. Yang selalu muncul di pikiran kita, ”pokoknya dia harus nurut, kalau tidak awas!!". Kasus Siti Hajar diatas merupakan satu bukti nyata dimana pembantu diperlakukan tak lebih dari seorang budak baginya.

Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas kedubes indonesia yang berada di negara tersebut harus bertindak tegas dan melindungi setiap TKI yang bekerja. Seharusnya para TKI tidak diperlakukan dengan kasar, karena mereka juga sama seperti majikannya, sama-sama manusia hanya saja nasib mereka kurang beruntung.

Sumber:
http://topik08061989.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-persamaan-derajat.html

Pemuda dan Sosialisasi

Diposkan oleh C. Sheilla di 22:05 1 komentar

Permasalahan dalam Pemuda dan Sosialisasi diantaranya yaitu para pemuda dirasa menurunya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan generasi pemuda. Oleh karena itu para pemuda harus mendapatkan banyak sekali sosialisasi-sosialisasi mengenai kenegaraan yang bisa memotivasi para pemuda untuk mempunyai jiwa nasionalisme tersebut agar negara tersebut bisa lebih maju dan perkembang akibat kuatnya jiwa nasionalisme dari pemuda tersebut.
Selain itu kekurang pastian yang dialami oleh para remaja terhadap massa depannya yang mengakibatkan para pemuda putus asa dan tidak bersemangat lagi dalam menimba ilmu dalam masa sekolah maupun kuliah yang mengakibatkan para remaja banyak yang terjerumus dalam hal yang tidak diinginkan.
Karena belum seimbangan antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa. Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktifitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur yang bisa mengakibatkan kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tenteng gizi dan menu makan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Hal yang bisa mengakibatkan pernikahan dini yaitu pergaulan bebas para remaja yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga, karena dengan pergaulan dan sex bebas maka akan semakin banyak jumlah pernikahan dini di indonesie.
Kenakalan remaja lainnya yaitu menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang, serta pergaulan bebas yang makin merajalela di kalangan para remaja hal ini bisa merusak para pemuda khususnya di Indonesia semakin banyaknya yang menyalahgunakan narkoba dan obat terlarang pasti dia hidupnya tidak akan lama lagi dan apabila diketahui oleh aparat keamanan dan maka dia akan di hukum, hal itu akan merubah masa depan dan cita-cita pemuda dan hal yang paling parah adalah kematian.
Selain itu masalah remaja yang lainnya adalah kurangnya pandangan dari pemerintah kepada remaja dalam hal mengembangkan sebuah pengetahuan dan penelitian yang bisa mengharumkan nama bangsa. Seakan- akan  pemerintah tidak peduli akan kehebatan anak bangsa. Apabila begini terus maka negara tersebut tidak akan maju dan berkembang sesuai dengan yang diinginkan.
Sayangnya di negara ini belum adanya peraturan prundang-undangan generasi muda. Seakan-akan remaja yang masih di bawah umur apabila melakukan kesalahan di lindungi oleh negaara dengan alasan anak tersebut masih di bawah umur.
Seharusnya pemerintah harus menindak tegas semua perbuatan yang dilakukan dan yang di langgar oleh para pemuda dan warga Indonesia lainnya. Para aparat pu jangan memandang dari segi tahta dan kekayaan. Karena banyak masalah yang terjadi orang kecil dan miskinlah yang selalu salah. Padahal orang tersebut hanya mengambil kapas yang sudah jatuh dari pohonya dan orang tersebut sampai dituntut ke meja hijau dan orang yang korupsi pada saat di sidang mereka mengulur-ulur waktu supaya masyarakat sudah lupa dengan masalah tersebut.
Apabila ada tindakan tegas dari pemerintah dan para aparat yang bersih pasti negara ini akan terbebas dari segala maslaha dan problem-problem yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dan menjalankan segala peraturan yang sudah dibuat dan tidak melanggarnya.
Untuk mengantisipasi maslah diatas yaitu oemerintah harus bertindak tegas dalam mengambil keputusan dan hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah juga harusnya tidak memandang sebelah mata kepada pemuda dan memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk mengembangkan apapun yang dimiliki oleh pemuda tersebut supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan fasilitas-fasilitas yang sepadan seperti negara-negara lain di luar sana. Apabila semua itu terpenuhi maka cita-cita negara akan tercapai.

Sumber:
http://faizal131209.blogspot.com/2012/11/pemuda-dan-sosialisasi-tulisan.html

ISD Sebagai Salah Satu MKDU

Diposkan oleh C. Sheilla di 21:10 1 komentar
Setiap hari kita berhadapan dengan masalah-masalah. Ada masalah pribadi dan ada juga masalah sosial. Masalah pribadi dapat diselesaikan dengan orang yang bersangkutan, namun tidak demikian halnya dengan masalah sosial. Masalah sosial tidak dapat diselesaikan atau dipecahkan seorang diri, masalah sosial harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama. Masalah sosial tersebut, merupakan sesuatu yang bersifat destruktif yang harus segera disudahi. Walaupun itu berarti tidak mungkin, namun paling tidak kita dapat meminimalisirnya. Maka dari itu dibutuhkan pendidikan Ilmu Sosial Dasar (ISD) sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di perguruan tinggi. Karena seperti kita ketahui, kita tidak dapat mengandalkan hanya berkonsentrasi pada disiplin ilmu tertentu saja untuk menghasilkan seorang terdidik yang berkualitas dan seimbang serta tidak meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya akan lebih baik, bila Ilmu Sosial Dasar (ISD) dapat disampaikan secara riil dengan penyampaian berdasarkan contoh atau jika perlu terjun pada prakteknya. Sehingga tidak hanya berkutat pada bidang teori yang bahwasannya hal itu sangat tidak efektif dan bersifat berputar-putar pada kata-kata yang belum tentu tahu maknanya. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain : 
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll. 
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll. 
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb. 
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Sumber:
http://shuhar4ka34.blogspot.com/2012/10/isd-sebagai-salah-satu-mkdu.html

Contoh Studi Kasus mengenai Warga negara dan Negara

Diposkan oleh C. Sheilla di 20:54 1 komentar

Dalam hal perkawinan campuran antara negara asli indonesia dengan Negara Lain, dalam perundang-undangan di Indonesia, perkawinan campuran didefinisikan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 57 : ”yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia”. 

Persoalan yang rentan dan sering timbul dalam perkawinan campuran adalah masalah kewarganegaraan anak. UU kewarganegaraan yang lama menganut prinsip kewarganegaraan tunggal, sehingga anak yang lahir dari perkawinan campuran hanya bisa memiliki satu kewarganegaraan, yang dalam UU tersebut ditentukan bahwa yang harus diikuti adalah kewarganegaraan ayahnya. Pengaturan ini menimbulkan persoalan apabila di kemudian hari perkawinan orang tua pecah, tentu ibu akan kesulitan mendapat pengasuhan anaknya yang warga negara asing.

Definisi anak dalam pasal 1 angka 1 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.

Dengan demikian anak dapat dikategorikan sebagai subjek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Seseorang yang tidak cakap karena belum dewasa diwakili oleh orang tua atau walinya dalam melakukan perbuatan hukum. Anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki kemungkinan bahwa ayah ibunya memiliki kewarganegaraan yang berbeda sehingga tunduk pada dua yurisdiksi hukum yang berbeda. Berdasarkan UU Kewarganegaraan yang lama, anak hanya mengikuti kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan UU Kewarganegaraan yang baru anak akan memiliki dua kewarganegaraan.

Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas seharusnya anak tersebut diberi hak pilih untuk menentukan dia ingin memiliki kewarganegaraan yang dia inginkan.

Sumber:
http://gfebriani18.blogspot.com/2012/10/warga-negara-dan-negara.html

Tahukah anda apa makna dari warganegara dan negara?

Diposkan oleh C. Sheilla di 12:59 0 komentar
Hal yang jarang didengar dilingkungan umum adalah warganegara dan negara, karena warganegara dan negara hanya kita jumpai di bangku sekolah saja dan mungkin sudah biasa terdengar bagi para wakil rakyat di gedung MPR & DPR mendengar kata warganegara dan negara. Saya ingin sedikit menggambarkan suatu hal yang berhubungan dengan warganegara dan negara yaitu seberapa jauh pengetahuan kita tentang warganegara dan negara, namun bukan hanya pengetahuan itu sendiri, apa maknanya, apa manfaatnya bagi kita sendiri. Karena masih banyak orang yang belum pengerti tentang warganegara dan negaranya itu sendiri.
Banyak orang awam yang belum mengenal dan mengetahui apa sih sebenarnya makna dan maksud serta tujuan daripada warganegara dan negara itu sendiri, bila orang ditanya seperti itu mereka akan menjawab dengan simple “saya orang Indonesia”. Namun dalam pengertian yang luas bukan hanya itu melainkan sebuah tatanan yang mengatur suatu masyarakat disuatu wilayah sehingga terciptalah warganegara dan negara itu sendiri.
Dalam arti sempit warganegara saya artikan sebagai kumpulan orang-orang yang telah sudah lama bersama karna tujuan hidup yang sama, sehingga terbentuklah negara, jadi negara ada karena adanya warganegara. Suatu sistem yang saling berkaitan satu sama lain dan saling mengikat satu sama lain, sehingga warganegara dan negara menjadi kesatuan yang mutlak dalam berdirinya suatu negara. Namun dalam arti sesungguhnya warganegara adalah warga adalah individu-individu yang berada didalam suatu wilayah yang sama dalam jangka waktu lama, dan negara adalah alat yang digunakan oleh individu itu sendiri untuk membangun apa yang menjadi tujuan bersama.
Pentingnya kita mengetahui makna dari pada sebuah arti warganegara dan negara yaitu agar kita tidak hanya hidup dengan pengetahuan yang sedikit tentang negara kita yang diamin ini, melainkan menjadi sebuah motivasi sendiri untuk pengetahui makna lebih dalam arti dari warganegara dan negara sehingga kita mengenal betul apa yang menjadi tujuan kita dalam bernegara. Hal ini yang biasanya menjadi penghalang dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bertanah air yaitu suatu sikap dimana kita tidak mengenal betul apa makna dari pada warganegara dan negara sehingga kurangnya rasa nasionalisme kita pada negara kita tercinta ini yang akhirnya kita terbilang orang yang tidak peduli pada bangsa kita sendiri.
Sebagai contoh kecil Indonesia terkenal dengan batiknya yang menjadi budaya dari bangsa kita sendiri, bila kita tidak mengetahui dan tidak melestarikannya tentu saja batik akan diambil oleh negara lain yang lebih peduli dengan kesenian yang indah dan karya-karya indah lainnya. Ini akan menunjukan sikap kita mencintai tanah air dengan perwujudan sebagai warganegara dan negara yang lebih mempunyai makna dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Warganegara juga menjadi identitas seseorang itu menjadi bagian daripada arti kita menjadi sebuah negara, ini hal yang perlu diperhatikan bila kita menjadi warganegara Indonesia tentu kita akan menjunjung tinggi apa yang menjadi kebanggaan kita yaitu persatuan dan kesatuan bangsa yang akan kita pertahankan. Banyak orang yang datang untuk berwisata ke negara lain hanya untuk melihat apa menjadi daya tarik dari negara itu sendiri sehingga banyak dikunjungin oleh wisatawan asing.
Adapula individu yang pindah kewarganegaraan karena alasannya sendiri dan ingin menetap di suatu negara yang ditempatinya, tentu saja hal ini boleh-boleh saja namun harus ada beberapa syarat yang harus dilengkapi. Contoh kecil saja, ada salah satu pemain timnas yang berkewarganegaraan belanda, namun bisa bergabung dengan timnas Indonesia itu karena ada proses naturalisasi pemain jadi pemain itu harus pindah kewarganegaran untuk bisa menjadi bagian dari negara itu sendiri.
Sebenarnya warganegara hanyalah masalah identitas dimana kita ingin menetap, yang penting kita harus benar-benar mengetahui seluk beluk negara itu sendiri agar timbulnya rasa nasionalisme yang tinggi dan mampu mambawa hal posistif bagi negaranya.

Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/27/warganegara-dan-negara-503908.html

Monday, 31 December 2012

Penderitaan TKI: Tak Dapat Makan, Jarang Istirahat, Sering Dipukuli

Kisah dan pengalaman tragis tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) seolah tiada hentinya. Kali ini kembali dialami oleh TKI Arab Saudi bernama Tarminah binti Ropik yang sering mendapat pukulan, jarang istirahat dan jangan pula makan.
RKI Banyumas yang bekerja sebagai Pembantu ini mengaku jarang diberi makan, tenaganya pun terkuras dan sering pula dipukuli karena kepergok sedang beristirahat.

Karena hal ini lah dia kemudian meminta pulang paksa ke tanah air, padahal belum genap satu bulan dia bekerja.
“Duh, maunya ingin bekerja dengan upah lumayan tinggi, ternyata malah sering disiksa, jarang diberi makan dan istirahat. Majikan marah dan main pukul, kalau mengetahui saya lagi istirahat,” kata Tarminah di ruang tunggu Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI, Jumat (27/08) kemarin.
Tarminah berangkat ke Arab Saudi melalui jasa Penyelenggara Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) PT Zam Zam Perwira di Jalan Tebet Dalam No. 36 Jakarta Selatan. Dia kemudian bekerja di rumah majikan bernama Abdullah di Thaif, Arab Saudi.
Dia tak mengira bisa mendapatkan majikan yang kejam dan galak, dia pun nekad untuk meminta pulang ke tanah air. Dia pun belum ada niatan untuk menjadi TKI lagi. “Saya melarikan diri meminta perlindungan ke KBRI di Jeddah. Di KBRI saya tinggal kurang lebih dua bulan dan bekerja seadanya untuk biaya ongkos bisa pulang ke tanah air,” ungkapnya.

Sumber :
http://www.kampungtki.com/baca/18214

Individu, Keluarga dan Masyarakat

PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
  •  menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
  •  menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Kesemua itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan
sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
  • Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
  • Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  • Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
  • Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
  •  Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
  • Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14
  • Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
  • Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
  •  para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
  • Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
  • Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti.. satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
  •  keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
  • keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
  • Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak-anak perempuan
Dalam keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan itu biasanya disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah
  •  Fungsi biologis
  • Fungsi Pemeliharaan
  • Fungsi Ekonomi
  • Fungsi Keagamaan
  • Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, aa masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahli sosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai berikut : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Menilik kenyataan dilapangan, suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapata digolongkan menjadi :
  • Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
  •  Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
a. Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
b. Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las

Sumber:
http://krblanglangbuana.wordpress.com/2012/03/22/individu-keluarga-dan-masyarakat/

Friday, 21 December 2012

Musik Perlawanan


Sebagian penikmat music berpendapat, bahwa tidak penting bagi para musisi untuk mempertahankan genre tertentu dalam karya-karyanya. Music hanya untuk kesenangan “ Just Enjoy “, tidak lebih. Tak perlu ideology dalam music, cukup ikuti selera pasar, ciptakan, edarkan, pasarkan dan raihlah keuntungan.
Kalangan lain berpendapat, music mampu mengubah dunia, setidaknya persepsi. Menurut kalangan ini, tak seharusnya music mengklaim suatu kebenaran, namun music perlu memperjuangkan kesetaraan ( Jerinx, Drumer Superman Is Dead ).
Music Blues misalnya, lahir dari ketertindasan para budak Afrika selama politik Apartheid berjalan di benua hitam tersebut. Lirik Blues menggambarkan rintihan, penderitaan para budak ketika di tindas oleh kaum majikan.
Contoh kecil perlawanan music terhadap Tiran, di jelaskan Drumer SID ( Superman Is Dead ), Jerinx dalam sebuah Talk Show di TV swasta . Ia mengambil contoh Di Amerika Serikat, ketika George Bush mengeluarkan kebijakan yang tidak poulis di mata rakyat Amerika, yakni menggempur Irak secara membabi buta. Para musisi dari berbagai aliran yang di motori oleh genre music Funk Rock mengeluarkan album penolakan terhadap Bush. Salah satu lagu yang dikenal dari album tersebut adalah “ Amerikan Idiot “.
Kondisi di Indonesia sedikit berbeda, Musik yang mengkritik kekuasaan di lakukan secara individu atau Group Band. sebut saja Iwan Fals, Pas Band, Alm Franky Sahilatua, Mukti-Mukti, Doel Sumbang, Jeruji dan Slank. Sedangkan untuk music dangdut di pelopori oleh Rhoma Irama.
Konsolidasi musisi Indonesia belum mengarah kepada perjuangan politik yang di lakukan secara kolektif. Kecuali mereka melakukan solidaritas dalam momentum bencana alam.
Musik memang belum mampu mengubah dunia, namun beberapa pihak sepakat jika music mampu mengubah persepsi. Sisi lain kaum aktivis gerakan khawatir, jika music menjadi candu bagi kaum tertindas. “ Para penikmat music di khawatirkan tidak akan melakukan gerakan nyata atas ketertindasannya. Karena ketertindasan itu merasa terwakili atau termanifestasikan oleh sebuah lagu”. Jelas Aktivis FMN, Dadan WirahadiKusuma.
Sebagai aktivis Dadan sepakat, jika music dijadikan media propaganda kaum gerakan yang memperjuangkan kepentingan rakyat tertindas.
Kini, komuitas-komunitas yang di latar belakangi oleh genre music tertentu seperti komunitas Funk tetap eksis dan menyebar di berbagai kota. Namun komunitas tersebut tidak lagi memperjuangkan ideology anti kemapanan. Saat ini sebagian besar komuitas Funk hanya dijadikan ajang “ fashion “ semata. Tidak lagi dijadikan tempat ekspresi ketertindasannya. Dan hal itu tidak saja didapati di komunitas Funk semata. Perubahan orientasi kearah “ fashion” di alami oleh komunitas lain di luar music. Contoh kecil saja, banyak anak muda yang bangga memakai kaos Che Guevara, dalam prakteknya, kehidupan mereka jauh dari apa yang di lakukan Che.

Sumber :
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/07/07/musik-perlawanan/

Sunday, 2 December 2012

Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

Masyarakat dibagi atas 3 bagian, yaitu masyarakat atas, menengah, dan bawah. Pelapisan ini dapat dikategorikan dengan kekuatan financial, gaya hidup, serta pendidikan yang dimiliki. Pelapisan social terjadi karena semua bukan semata – mata sengaja dipisahkan melainkan karena terjadi akibat tidak tercapainya pemerataan pendapatan.
Pelapisan sosial juga dapat terjadi ketika semua manusia tidak menghargai kesamaan derajat seperti membedakan peran antara pria dan wanita. Jika pekerjaan pria biasanya melakukan pekerjaan berat dan wanita yang ringan.
Padahal kalau kita sering melihat bahwa kekuatan tidak dapat dikalahkandengan rasa lapar. Seperti para ibu – ibu pemecah batu, mereka rela melakukan hanya demi mencukupi kebutuhan hidup. Mereka bekerja di tangan yang selembut itu dengan tenaga yang biasanya. Ada pula yang menjadi buruh batu bata di indramayu.
Jika kita melihat postur tubuh mereka, sama dengan wanita seperti umumnya. Kita seringkali menjumpai hal yang sangat tidak adil di dunia ini, itulah kehidupan.
Dalam masyarakat dimanapun di dunia, akan selalu dijumpai keadaan yang bervariasi, keadaan yang tidak sama. Satu hal yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa keadaan di dunia selalu bergerak dinamis. Dari segi alam ternyata bahwa tumbuhan tumbuhan, tumbuh mulai dari kecil hingga besar dan dapat menghasilkan buah. Demikian dalam kenyataan terlihat ada pohon besar dan pohon kecil, jenisnyapun berbeda.
Masyarakat yang berada di atas akan menjaga hidupnya agar tidak berada di posisi bawahnya. Berbeda dengan sosal yang dibawahnya, mereka akan berjuang mati – matian untuk mencapai hidup yang lebih baik lagi.
Pelapisan sosial juga terdapat antara golongan kerajaan dan orang biasa. Pada zaman sekarang ini tidak dapat dibedakan antara golongan ningrat dengan biasa. Pelapisan ini dapat terjadi pada acara kerajaan dan acara besar seperti pernikahan.
Pada masyarakat Hindu terdapat strata social berdasarkan ia dilahirkan di golongan apa orang tua berada atau yang sering disebut dengan kasta. Hal ini sebenarnya terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang.
Acara besar kematian dapat dijadikan acuan. Apabila kasta raja dan pendeta dapat memperoleh ngaben yang sangat mahal itu dengan nilai ekonomis dan juga kasta. Pada kasta dibawahnya dapat melakukan ngaben jika mampu. Jika tidak mampu dapat di kuburkan disebuah pohon yang berada di sebuah pulau.
Jika ada kesempatan mayat dapat dibakar secara bersamaan. Akan tetapi, hal itu menjadi tidak berarti pada saat sekarang ini dimana mereka hidup secara berdampingan.
Pelapisan sosial pada sekarang ini dilihat dari dimana pendapatan mereka peroleh. Zaman sekarang segi financial menjadi tolak ukur dalam menentukan dimana mereka berada. Pada masyarakat bawah keuangan dan pendidikan yang kurang memadai dapat menjadi penghambat kemajuan hidup mereka. Karena untuk dapat hidup yang lebih baik mereka harus bersekolah lebih tinggi untuk bisa masuk dikelas menengah.
Pada masyarakat menengah biasa merupakan kaum pekerja pada suatu pekerjaan di perusahaan. Mereka sibuk bekerja keras demi mencapai sesuatu yang lebih baik. Menengah pun ada yang dibawah dan juga ada yang diatas.
Biasanya terlihat dari besar pendapatan yang diperoleh pada seseorang. Contohnya pegawai negeri sipil golongan bawah, guru, dan pekerja negeri lainnya.
Kesamaan derajat identik antara pria dan wanita, tua dan muda. Jika pada pria dan wanita biasanya terjadi pada kekuasaan suatu negeri yang dipimpin oleh pria lebih baik dari wanita. Perbandingan jumlah pemimpin pria dan wanita cenderung lebih besar pria daripada wanita.
Itu sangat beralasan, karena wanita harus bertanggung jawab terhadap anak – anaknya. Misalnya mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat hingga sang anak bisa menjaga dirinya sendiri.
Faktor hormonal itulah yang menjadi acuan pada sekarang untuk membedakan derajat antara pria dan wanita.
Perbedaan pada seseorang yang muda dan tua biasanya terletak dari proses pendewasaan berpikir seseorang dalam menentukan sikap. Seringkali ucapan banyak makan asaim garam, sering diucapkan seseorang yang lebih tua yang tidak mau menerima pendapat dari yang lebih muda.


Sumber:
http://ekocebong.wordpress.com/2011/12/30/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat-tulisan-5/

Contoh Kasus Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Penganiayaan TKI terakhir di Malaysia dialami oleh Siti Hajar yang dianiaya oleh majikannya pada 2009. Mengangkat pembantu adalah sebuah pilihan berat karena pembantu idealnya adalah partner kerja meskipun dia bekerja dibawah perintah kita. Mereka bukanlah barang mati, yang tidak punya pikiran dan perasaan. Mereka tentu punya juga keinginan untuk dihargai, dan tentu saja tidak bakalan menolak jika diajak berkomunikasi secara baik dengan penuh kesantunan dan kasih sayang. Karena itu, tidak selayaknya pembantu diperlakukan layaknya ata’ atau budak. Dalam banyak kasus—semoga kita tidak termasuk diantaranya—seringkali pembantu dipersamakan dengan budak. Yang selalu muncul di pikiran kita, ”pokoknya dia harus nurut, kalau tidak awas!!". Kasus Siti Hajar diatas merupakan satu bukti nyata dimana pembantu diperlakukan tak lebih dari seorang budak baginya.

Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas kedubes indonesia yang berada di negara tersebut harus bertindak tegas dan melindungi setiap TKI yang bekerja. Seharusnya para TKI tidak diperlakukan dengan kasar, karena mereka juga sama seperti majikannya, sama-sama manusia hanya saja nasib mereka kurang beruntung.

Sumber:
http://topik08061989.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-persamaan-derajat.html

Pemuda dan Sosialisasi


Permasalahan dalam Pemuda dan Sosialisasi diantaranya yaitu para pemuda dirasa menurunya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan generasi pemuda. Oleh karena itu para pemuda harus mendapatkan banyak sekali sosialisasi-sosialisasi mengenai kenegaraan yang bisa memotivasi para pemuda untuk mempunyai jiwa nasionalisme tersebut agar negara tersebut bisa lebih maju dan perkembang akibat kuatnya jiwa nasionalisme dari pemuda tersebut.
Selain itu kekurang pastian yang dialami oleh para remaja terhadap massa depannya yang mengakibatkan para pemuda putus asa dan tidak bersemangat lagi dalam menimba ilmu dalam masa sekolah maupun kuliah yang mengakibatkan para remaja banyak yang terjerumus dalam hal yang tidak diinginkan.
Karena belum seimbangan antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa. Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktifitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur yang bisa mengakibatkan kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tenteng gizi dan menu makan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Hal yang bisa mengakibatkan pernikahan dini yaitu pergaulan bebas para remaja yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga, karena dengan pergaulan dan sex bebas maka akan semakin banyak jumlah pernikahan dini di indonesie.
Kenakalan remaja lainnya yaitu menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang, serta pergaulan bebas yang makin merajalela di kalangan para remaja hal ini bisa merusak para pemuda khususnya di Indonesia semakin banyaknya yang menyalahgunakan narkoba dan obat terlarang pasti dia hidupnya tidak akan lama lagi dan apabila diketahui oleh aparat keamanan dan maka dia akan di hukum, hal itu akan merubah masa depan dan cita-cita pemuda dan hal yang paling parah adalah kematian.
Selain itu masalah remaja yang lainnya adalah kurangnya pandangan dari pemerintah kepada remaja dalam hal mengembangkan sebuah pengetahuan dan penelitian yang bisa mengharumkan nama bangsa. Seakan- akan  pemerintah tidak peduli akan kehebatan anak bangsa. Apabila begini terus maka negara tersebut tidak akan maju dan berkembang sesuai dengan yang diinginkan.
Sayangnya di negara ini belum adanya peraturan prundang-undangan generasi muda. Seakan-akan remaja yang masih di bawah umur apabila melakukan kesalahan di lindungi oleh negaara dengan alasan anak tersebut masih di bawah umur.
Seharusnya pemerintah harus menindak tegas semua perbuatan yang dilakukan dan yang di langgar oleh para pemuda dan warga Indonesia lainnya. Para aparat pu jangan memandang dari segi tahta dan kekayaan. Karena banyak masalah yang terjadi orang kecil dan miskinlah yang selalu salah. Padahal orang tersebut hanya mengambil kapas yang sudah jatuh dari pohonya dan orang tersebut sampai dituntut ke meja hijau dan orang yang korupsi pada saat di sidang mereka mengulur-ulur waktu supaya masyarakat sudah lupa dengan masalah tersebut.
Apabila ada tindakan tegas dari pemerintah dan para aparat yang bersih pasti negara ini akan terbebas dari segala maslaha dan problem-problem yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dan menjalankan segala peraturan yang sudah dibuat dan tidak melanggarnya.
Untuk mengantisipasi maslah diatas yaitu oemerintah harus bertindak tegas dalam mengambil keputusan dan hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah juga harusnya tidak memandang sebelah mata kepada pemuda dan memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk mengembangkan apapun yang dimiliki oleh pemuda tersebut supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan fasilitas-fasilitas yang sepadan seperti negara-negara lain di luar sana. Apabila semua itu terpenuhi maka cita-cita negara akan tercapai.

Sumber:
http://faizal131209.blogspot.com/2012/11/pemuda-dan-sosialisasi-tulisan.html

ISD Sebagai Salah Satu MKDU

Setiap hari kita berhadapan dengan masalah-masalah. Ada masalah pribadi dan ada juga masalah sosial. Masalah pribadi dapat diselesaikan dengan orang yang bersangkutan, namun tidak demikian halnya dengan masalah sosial. Masalah sosial tidak dapat diselesaikan atau dipecahkan seorang diri, masalah sosial harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama. Masalah sosial tersebut, merupakan sesuatu yang bersifat destruktif yang harus segera disudahi. Walaupun itu berarti tidak mungkin, namun paling tidak kita dapat meminimalisirnya. Maka dari itu dibutuhkan pendidikan Ilmu Sosial Dasar (ISD) sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di perguruan tinggi. Karena seperti kita ketahui, kita tidak dapat mengandalkan hanya berkonsentrasi pada disiplin ilmu tertentu saja untuk menghasilkan seorang terdidik yang berkualitas dan seimbang serta tidak meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya akan lebih baik, bila Ilmu Sosial Dasar (ISD) dapat disampaikan secara riil dengan penyampaian berdasarkan contoh atau jika perlu terjun pada prakteknya. Sehingga tidak hanya berkutat pada bidang teori yang bahwasannya hal itu sangat tidak efektif dan bersifat berputar-putar pada kata-kata yang belum tentu tahu maknanya. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain : 
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll. 
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll. 
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb. 
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Sumber:
http://shuhar4ka34.blogspot.com/2012/10/isd-sebagai-salah-satu-mkdu.html

Contoh Studi Kasus mengenai Warga negara dan Negara


Dalam hal perkawinan campuran antara negara asli indonesia dengan Negara Lain, dalam perundang-undangan di Indonesia, perkawinan campuran didefinisikan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 57 : ”yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia”. 

Persoalan yang rentan dan sering timbul dalam perkawinan campuran adalah masalah kewarganegaraan anak. UU kewarganegaraan yang lama menganut prinsip kewarganegaraan tunggal, sehingga anak yang lahir dari perkawinan campuran hanya bisa memiliki satu kewarganegaraan, yang dalam UU tersebut ditentukan bahwa yang harus diikuti adalah kewarganegaraan ayahnya. Pengaturan ini menimbulkan persoalan apabila di kemudian hari perkawinan orang tua pecah, tentu ibu akan kesulitan mendapat pengasuhan anaknya yang warga negara asing.

Definisi anak dalam pasal 1 angka 1 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.

Dengan demikian anak dapat dikategorikan sebagai subjek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Seseorang yang tidak cakap karena belum dewasa diwakili oleh orang tua atau walinya dalam melakukan perbuatan hukum. Anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki kemungkinan bahwa ayah ibunya memiliki kewarganegaraan yang berbeda sehingga tunduk pada dua yurisdiksi hukum yang berbeda. Berdasarkan UU Kewarganegaraan yang lama, anak hanya mengikuti kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan UU Kewarganegaraan yang baru anak akan memiliki dua kewarganegaraan.

Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas seharusnya anak tersebut diberi hak pilih untuk menentukan dia ingin memiliki kewarganegaraan yang dia inginkan.

Sumber:
http://gfebriani18.blogspot.com/2012/10/warga-negara-dan-negara.html

Tahukah anda apa makna dari warganegara dan negara?

Hal yang jarang didengar dilingkungan umum adalah warganegara dan negara, karena warganegara dan negara hanya kita jumpai di bangku sekolah saja dan mungkin sudah biasa terdengar bagi para wakil rakyat di gedung MPR & DPR mendengar kata warganegara dan negara. Saya ingin sedikit menggambarkan suatu hal yang berhubungan dengan warganegara dan negara yaitu seberapa jauh pengetahuan kita tentang warganegara dan negara, namun bukan hanya pengetahuan itu sendiri, apa maknanya, apa manfaatnya bagi kita sendiri. Karena masih banyak orang yang belum pengerti tentang warganegara dan negaranya itu sendiri.
Banyak orang awam yang belum mengenal dan mengetahui apa sih sebenarnya makna dan maksud serta tujuan daripada warganegara dan negara itu sendiri, bila orang ditanya seperti itu mereka akan menjawab dengan simple “saya orang Indonesia”. Namun dalam pengertian yang luas bukan hanya itu melainkan sebuah tatanan yang mengatur suatu masyarakat disuatu wilayah sehingga terciptalah warganegara dan negara itu sendiri.
Dalam arti sempit warganegara saya artikan sebagai kumpulan orang-orang yang telah sudah lama bersama karna tujuan hidup yang sama, sehingga terbentuklah negara, jadi negara ada karena adanya warganegara. Suatu sistem yang saling berkaitan satu sama lain dan saling mengikat satu sama lain, sehingga warganegara dan negara menjadi kesatuan yang mutlak dalam berdirinya suatu negara. Namun dalam arti sesungguhnya warganegara adalah warga adalah individu-individu yang berada didalam suatu wilayah yang sama dalam jangka waktu lama, dan negara adalah alat yang digunakan oleh individu itu sendiri untuk membangun apa yang menjadi tujuan bersama.
Pentingnya kita mengetahui makna dari pada sebuah arti warganegara dan negara yaitu agar kita tidak hanya hidup dengan pengetahuan yang sedikit tentang negara kita yang diamin ini, melainkan menjadi sebuah motivasi sendiri untuk pengetahui makna lebih dalam arti dari warganegara dan negara sehingga kita mengenal betul apa yang menjadi tujuan kita dalam bernegara. Hal ini yang biasanya menjadi penghalang dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bertanah air yaitu suatu sikap dimana kita tidak mengenal betul apa makna dari pada warganegara dan negara sehingga kurangnya rasa nasionalisme kita pada negara kita tercinta ini yang akhirnya kita terbilang orang yang tidak peduli pada bangsa kita sendiri.
Sebagai contoh kecil Indonesia terkenal dengan batiknya yang menjadi budaya dari bangsa kita sendiri, bila kita tidak mengetahui dan tidak melestarikannya tentu saja batik akan diambil oleh negara lain yang lebih peduli dengan kesenian yang indah dan karya-karya indah lainnya. Ini akan menunjukan sikap kita mencintai tanah air dengan perwujudan sebagai warganegara dan negara yang lebih mempunyai makna dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Warganegara juga menjadi identitas seseorang itu menjadi bagian daripada arti kita menjadi sebuah negara, ini hal yang perlu diperhatikan bila kita menjadi warganegara Indonesia tentu kita akan menjunjung tinggi apa yang menjadi kebanggaan kita yaitu persatuan dan kesatuan bangsa yang akan kita pertahankan. Banyak orang yang datang untuk berwisata ke negara lain hanya untuk melihat apa menjadi daya tarik dari negara itu sendiri sehingga banyak dikunjungin oleh wisatawan asing.
Adapula individu yang pindah kewarganegaraan karena alasannya sendiri dan ingin menetap di suatu negara yang ditempatinya, tentu saja hal ini boleh-boleh saja namun harus ada beberapa syarat yang harus dilengkapi. Contoh kecil saja, ada salah satu pemain timnas yang berkewarganegaraan belanda, namun bisa bergabung dengan timnas Indonesia itu karena ada proses naturalisasi pemain jadi pemain itu harus pindah kewarganegaran untuk bisa menjadi bagian dari negara itu sendiri.
Sebenarnya warganegara hanyalah masalah identitas dimana kita ingin menetap, yang penting kita harus benar-benar mengetahui seluk beluk negara itu sendiri agar timbulnya rasa nasionalisme yang tinggi dan mampu mambawa hal posistif bagi negaranya.

Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/27/warganegara-dan-negara-503908.html
 

Kumpulan Tugas Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review