Kisah dan pengalaman tragis tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
seolah tiada hentinya. Kali ini kembali dialami oleh TKI Arab Saudi
bernama Tarminah binti Ropik yang sering mendapat pukulan, jarang
istirahat dan jangan pula makan.
RKI Banyumas yang bekerja sebagai Pembantu ini mengaku jarang diberi
makan, tenaganya pun terkuras dan sering pula dipukuli karena kepergok
sedang beristirahat.
Karena hal ini lah dia kemudian meminta pulang paksa ke tanah air, padahal belum genap satu bulan dia bekerja.
“Duh, maunya ingin bekerja dengan upah lumayan tinggi, ternyata malah
sering disiksa, jarang diberi makan dan istirahat. Majikan marah dan
main pukul, kalau mengetahui saya lagi istirahat,” kata Tarminah di
ruang tunggu Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI, Jumat (27/08)
kemarin.
Tarminah berangkat ke Arab Saudi melalui jasa Penyelenggara
Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) PT Zam Zam Perwira di Jalan Tebet Dalam
No. 36 Jakarta Selatan. Dia kemudian bekerja di rumah majikan bernama
Abdullah di Thaif, Arab Saudi.
Dia tak mengira bisa mendapatkan majikan yang kejam dan galak, dia
pun nekad untuk meminta pulang ke tanah air. Dia pun belum ada niatan
untuk menjadi TKI lagi. “Saya melarikan diri meminta perlindungan ke
KBRI di Jeddah. Di KBRI saya tinggal kurang lebih dua bulan dan bekerja
seadanya untuk biaya ongkos bisa pulang ke tanah air,” ungkapnya.
Sumber :
http://www.kampungtki.com/baca/18214
Blog List
Monday, 31 December 2012
Penderitaan TKI: Tak Dapat Makan, Jarang Istirahat, Sering Dipukuli
Categories
Manusia dan Penderitaan,
Tulisan Softskill
Individu, Keluarga dan Masyarakat
PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
- menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
- menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan
sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
- Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
- Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
- Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
- Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14
- Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
- Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
- para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
- Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
- Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
- keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
- keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
- Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak-anak perempuan
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, aa masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahli sosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai berikut : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Menilik kenyataan dilapangan, suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapata digolongkan menjadi :
- Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
b. Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las
Sumber:
http://krblanglangbuana.wordpress.com/2012/03/22/individu-keluarga-dan-masyarakat/
Categories
Individu Keluarga dan Masyarakat,
Tulisan Softskill
Friday, 21 December 2012
Musik Perlawanan
Sebagian penikmat
music berpendapat, bahwa tidak penting bagi para musisi untuk
mempertahankan genre tertentu dalam karya-karyanya. Music hanya untuk
kesenangan “ Just Enjoy “, tidak lebih. Tak perlu ideology dalam music,
cukup ikuti selera pasar, ciptakan, edarkan, pasarkan dan raihlah
keuntungan.
Kalangan lain
berpendapat, music mampu mengubah dunia, setidaknya persepsi. Menurut
kalangan ini, tak seharusnya music mengklaim suatu kebenaran, namun
music perlu memperjuangkan kesetaraan ( Jerinx, Drumer Superman Is Dead
).
Music Blues misalnya,
lahir dari ketertindasan para budak Afrika selama politik Apartheid
berjalan di benua hitam tersebut. Lirik Blues menggambarkan rintihan, penderitaan para budak ketika di tindas oleh kaum majikan.
Contoh kecil
perlawanan music terhadap Tiran, di jelaskan Drumer SID ( Superman Is
Dead ), Jerinx dalam sebuah Talk Show di TV swasta . Ia mengambil contoh
Di Amerika Serikat, ketika George Bush mengeluarkan
kebijakan yang tidak poulis di mata rakyat Amerika, yakni menggempur
Irak secara membabi buta. Para musisi dari berbagai aliran yang di
motori oleh genre music Funk Rock mengeluarkan album penolakan terhadap
Bush. Salah satu lagu yang dikenal dari album tersebut adalah “ Amerikan Idiot “.
Kondisi di Indonesia sedikit berbeda, Musik yang
mengkritik kekuasaan di lakukan secara individu atau Group Band. sebut
saja Iwan Fals, Pas Band, Alm Franky Sahilatua, Mukti-Mukti, Doel
Sumbang, Jeruji dan Slank. Sedangkan untuk music dangdut di pelopori oleh Rhoma Irama.
Konsolidasi musisi
Indonesia belum mengarah kepada perjuangan politik yang di lakukan
secara kolektif. Kecuali mereka melakukan solidaritas dalam momentum
bencana alam.
Musik memang belum
mampu mengubah dunia, namun beberapa pihak sepakat jika music mampu
mengubah persepsi. Sisi lain kaum aktivis gerakan khawatir, jika music
menjadi candu bagi kaum tertindas. “ Para penikmat music di
khawatirkan tidak akan melakukan gerakan nyata atas ketertindasannya.
Karena ketertindasan itu merasa terwakili atau termanifestasikan oleh
sebuah lagu”. Jelas Aktivis FMN, Dadan WirahadiKusuma.
Sebagai aktivis Dadan
sepakat, jika music dijadikan media propaganda kaum gerakan yang
memperjuangkan kepentingan rakyat tertindas.
Kini,
komuitas-komunitas yang di latar belakangi oleh genre music tertentu
seperti komunitas Funk tetap eksis dan menyebar di berbagai kota. Namun
komunitas tersebut tidak lagi memperjuangkan ideology anti kemapanan. Saat
ini sebagian besar komuitas Funk hanya dijadikan ajang “ fashion “
semata. Tidak lagi dijadikan tempat ekspresi ketertindasannya. Dan hal
itu tidak saja didapati di komunitas Funk semata. Perubahan orientasi
kearah “ fashion” di alami oleh komunitas lain di luar music. Contoh
kecil saja, banyak anak muda yang bangga memakai kaos Che Guevara, dalam
prakteknya, kehidupan mereka jauh dari apa yang di lakukan Che.
Sumber :
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/07/07/musik-perlawanan/
Categories
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar,
Tulisan Softskill
Sunday, 2 December 2012
Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat
Masyarakat dibagi atas 3 bagian, yaitu masyarakat atas, menengah, dan
bawah. Pelapisan ini dapat dikategorikan dengan kekuatan financial, gaya
hidup, serta pendidikan yang dimiliki. Pelapisan social terjadi karena
semua bukan semata – mata sengaja dipisahkan melainkan karena terjadi
akibat tidak tercapainya pemerataan pendapatan.
Pelapisan sosial juga dapat terjadi ketika semua manusia tidak menghargai kesamaan derajat seperti membedakan peran antara pria dan wanita. Jika pekerjaan pria biasanya melakukan pekerjaan berat dan wanita yang ringan.
Padahal kalau kita sering melihat bahwa kekuatan tidak dapat dikalahkandengan rasa lapar. Seperti para ibu – ibu pemecah batu, mereka rela melakukan hanya demi mencukupi kebutuhan hidup. Mereka bekerja di tangan yang selembut itu dengan tenaga yang biasanya. Ada pula yang menjadi buruh batu bata di indramayu.
Jika kita melihat postur tubuh mereka, sama dengan wanita seperti umumnya. Kita seringkali menjumpai hal yang sangat tidak adil di dunia ini, itulah kehidupan.
Dalam masyarakat dimanapun di dunia, akan selalu dijumpai keadaan yang bervariasi, keadaan yang tidak sama. Satu hal yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa keadaan di dunia selalu bergerak dinamis. Dari segi alam ternyata bahwa tumbuhan tumbuhan, tumbuh mulai dari kecil hingga besar dan dapat menghasilkan buah. Demikian dalam kenyataan terlihat ada pohon besar dan pohon kecil, jenisnyapun berbeda.
Masyarakat yang berada di atas akan menjaga hidupnya agar tidak berada di posisi bawahnya. Berbeda dengan sosal yang dibawahnya, mereka akan berjuang mati – matian untuk mencapai hidup yang lebih baik lagi.
Pelapisan sosial juga terdapat antara golongan kerajaan dan orang biasa. Pada zaman sekarang ini tidak dapat dibedakan antara golongan ningrat dengan biasa. Pelapisan ini dapat terjadi pada acara kerajaan dan acara besar seperti pernikahan.
Pada masyarakat Hindu terdapat strata social berdasarkan ia dilahirkan di golongan apa orang tua berada atau yang sering disebut dengan kasta. Hal ini sebenarnya terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang.
Acara besar kematian dapat dijadikan acuan. Apabila kasta raja dan pendeta dapat memperoleh ngaben yang sangat mahal itu dengan nilai ekonomis dan juga kasta. Pada kasta dibawahnya dapat melakukan ngaben jika mampu. Jika tidak mampu dapat di kuburkan disebuah pohon yang berada di sebuah pulau.
Jika ada kesempatan mayat dapat dibakar secara bersamaan. Akan tetapi, hal itu menjadi tidak berarti pada saat sekarang ini dimana mereka hidup secara berdampingan.
Pelapisan sosial pada sekarang ini dilihat dari dimana pendapatan mereka peroleh. Zaman sekarang segi financial menjadi tolak ukur dalam menentukan dimana mereka berada. Pada masyarakat bawah keuangan dan pendidikan yang kurang memadai dapat menjadi penghambat kemajuan hidup mereka. Karena untuk dapat hidup yang lebih baik mereka harus bersekolah lebih tinggi untuk bisa masuk dikelas menengah.
Pada masyarakat menengah biasa merupakan kaum pekerja pada suatu pekerjaan di perusahaan. Mereka sibuk bekerja keras demi mencapai sesuatu yang lebih baik. Menengah pun ada yang dibawah dan juga ada yang diatas.
Biasanya terlihat dari besar pendapatan yang diperoleh pada seseorang. Contohnya pegawai negeri sipil golongan bawah, guru, dan pekerja negeri lainnya.
Kesamaan derajat identik antara pria dan wanita, tua dan muda. Jika pada pria dan wanita biasanya terjadi pada kekuasaan suatu negeri yang dipimpin oleh pria lebih baik dari wanita. Perbandingan jumlah pemimpin pria dan wanita cenderung lebih besar pria daripada wanita.
Itu sangat beralasan, karena wanita harus bertanggung jawab terhadap anak – anaknya. Misalnya mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat hingga sang anak bisa menjaga dirinya sendiri.
Faktor hormonal itulah yang menjadi acuan pada sekarang untuk membedakan derajat antara pria dan wanita.
Perbedaan pada seseorang yang muda dan tua biasanya terletak dari proses pendewasaan berpikir seseorang dalam menentukan sikap. Seringkali ucapan banyak makan asaim garam, sering diucapkan seseorang yang lebih tua yang tidak mau menerima pendapat dari yang lebih muda.
Sumber:
http://ekocebong.wordpress.com/2011/12/30/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat-tulisan-5/
Pelapisan sosial juga dapat terjadi ketika semua manusia tidak menghargai kesamaan derajat seperti membedakan peran antara pria dan wanita. Jika pekerjaan pria biasanya melakukan pekerjaan berat dan wanita yang ringan.
Padahal kalau kita sering melihat bahwa kekuatan tidak dapat dikalahkandengan rasa lapar. Seperti para ibu – ibu pemecah batu, mereka rela melakukan hanya demi mencukupi kebutuhan hidup. Mereka bekerja di tangan yang selembut itu dengan tenaga yang biasanya. Ada pula yang menjadi buruh batu bata di indramayu.
Jika kita melihat postur tubuh mereka, sama dengan wanita seperti umumnya. Kita seringkali menjumpai hal yang sangat tidak adil di dunia ini, itulah kehidupan.
Dalam masyarakat dimanapun di dunia, akan selalu dijumpai keadaan yang bervariasi, keadaan yang tidak sama. Satu hal yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa keadaan di dunia selalu bergerak dinamis. Dari segi alam ternyata bahwa tumbuhan tumbuhan, tumbuh mulai dari kecil hingga besar dan dapat menghasilkan buah. Demikian dalam kenyataan terlihat ada pohon besar dan pohon kecil, jenisnyapun berbeda.
Masyarakat yang berada di atas akan menjaga hidupnya agar tidak berada di posisi bawahnya. Berbeda dengan sosal yang dibawahnya, mereka akan berjuang mati – matian untuk mencapai hidup yang lebih baik lagi.
Pelapisan sosial juga terdapat antara golongan kerajaan dan orang biasa. Pada zaman sekarang ini tidak dapat dibedakan antara golongan ningrat dengan biasa. Pelapisan ini dapat terjadi pada acara kerajaan dan acara besar seperti pernikahan.
Pada masyarakat Hindu terdapat strata social berdasarkan ia dilahirkan di golongan apa orang tua berada atau yang sering disebut dengan kasta. Hal ini sebenarnya terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang.
Acara besar kematian dapat dijadikan acuan. Apabila kasta raja dan pendeta dapat memperoleh ngaben yang sangat mahal itu dengan nilai ekonomis dan juga kasta. Pada kasta dibawahnya dapat melakukan ngaben jika mampu. Jika tidak mampu dapat di kuburkan disebuah pohon yang berada di sebuah pulau.
Jika ada kesempatan mayat dapat dibakar secara bersamaan. Akan tetapi, hal itu menjadi tidak berarti pada saat sekarang ini dimana mereka hidup secara berdampingan.
Pelapisan sosial pada sekarang ini dilihat dari dimana pendapatan mereka peroleh. Zaman sekarang segi financial menjadi tolak ukur dalam menentukan dimana mereka berada. Pada masyarakat bawah keuangan dan pendidikan yang kurang memadai dapat menjadi penghambat kemajuan hidup mereka. Karena untuk dapat hidup yang lebih baik mereka harus bersekolah lebih tinggi untuk bisa masuk dikelas menengah.
Pada masyarakat menengah biasa merupakan kaum pekerja pada suatu pekerjaan di perusahaan. Mereka sibuk bekerja keras demi mencapai sesuatu yang lebih baik. Menengah pun ada yang dibawah dan juga ada yang diatas.
Biasanya terlihat dari besar pendapatan yang diperoleh pada seseorang. Contohnya pegawai negeri sipil golongan bawah, guru, dan pekerja negeri lainnya.
Kesamaan derajat identik antara pria dan wanita, tua dan muda. Jika pada pria dan wanita biasanya terjadi pada kekuasaan suatu negeri yang dipimpin oleh pria lebih baik dari wanita. Perbandingan jumlah pemimpin pria dan wanita cenderung lebih besar pria daripada wanita.
Itu sangat beralasan, karena wanita harus bertanggung jawab terhadap anak – anaknya. Misalnya mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat hingga sang anak bisa menjaga dirinya sendiri.
Faktor hormonal itulah yang menjadi acuan pada sekarang untuk membedakan derajat antara pria dan wanita.
Perbedaan pada seseorang yang muda dan tua biasanya terletak dari proses pendewasaan berpikir seseorang dalam menentukan sikap. Seringkali ucapan banyak makan asaim garam, sering diucapkan seseorang yang lebih tua yang tidak mau menerima pendapat dari yang lebih muda.
Sumber:
http://ekocebong.wordpress.com/2011/12/30/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat-tulisan-5/
Contoh Kasus Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Penganiayaan TKI terakhir di Malaysia dialami oleh Siti Hajar yang
dianiaya oleh majikannya pada 2009. Mengangkat pembantu adalah sebuah
pilihan berat karena pembantu idealnya adalah partner kerja meskipun dia
bekerja dibawah perintah kita. Mereka bukanlah barang mati, yang tidak
punya pikiran dan perasaan. Mereka tentu punya juga keinginan untuk
dihargai, dan tentu saja tidak bakalan menolak jika diajak berkomunikasi
secara baik dengan penuh kesantunan dan kasih sayang. Karena itu, tidak
selayaknya pembantu diperlakukan layaknya ata’ atau budak. Dalam banyak
kasus—semoga kita tidak termasuk diantaranya—seringkali pembantu
dipersamakan dengan budak. Yang selalu muncul di pikiran kita, ”pokoknya
dia harus nurut, kalau tidak awas!!". Kasus Siti Hajar diatas
merupakan satu bukti nyata dimana pembantu diperlakukan tak lebih dari
seorang budak baginya.
Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas kedubes indonesia yang berada di negara tersebut harus bertindak tegas dan melindungi setiap TKI yang bekerja. Seharusnya para TKI tidak diperlakukan dengan kasar, karena mereka juga sama seperti majikannya, sama-sama manusia hanya saja nasib mereka kurang beruntung.
Sumber:
http://topik08061989.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-persamaan-derajat.html
Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas kedubes indonesia yang berada di negara tersebut harus bertindak tegas dan melindungi setiap TKI yang bekerja. Seharusnya para TKI tidak diperlakukan dengan kasar, karena mereka juga sama seperti majikannya, sama-sama manusia hanya saja nasib mereka kurang beruntung.
Sumber:
http://topik08061989.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-persamaan-derajat.html
Categories
Tugas Softskill
Pemuda dan Sosialisasi
Permasalahan
dalam Pemuda dan Sosialisasi diantaranya yaitu para pemuda dirasa menurunya
jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan generasi pemuda. Oleh
karena itu para pemuda harus mendapatkan banyak sekali sosialisasi-sosialisasi
mengenai kenegaraan yang bisa memotivasi para pemuda untuk mempunyai jiwa
nasionalisme tersebut agar negara tersebut bisa lebih maju dan perkembang
akibat kuatnya jiwa nasionalisme dari pemuda tersebut.
Selain
itu kekurang pastian yang dialami oleh para remaja terhadap massa depannya yang
mengakibatkan para pemuda putus asa dan tidak bersemangat lagi dalam menimba
ilmu dalam masa sekolah maupun kuliah yang mengakibatkan para remaja banyak
yang terjerumus dalam hal yang tidak diinginkan.
Karena
belum seimbangan antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah
yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda
sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa. Kurangnya lapangan
kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah
pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktifitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
Masih
banyaknya perkawinan di bawah umur yang bisa mengakibatkan kurangnya gizi yang
dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan
di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan
kurangnya perhatian tenteng gizi dan menu makan seimbang di kalangan masyarakat
yang berpenghasilan rendah.
Hal
yang bisa mengakibatkan pernikahan dini yaitu pergaulan bebas para remaja yang
membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga, karena dengan
pergaulan dan sex bebas maka akan semakin banyak jumlah pernikahan dini di
indonesie.
Kenakalan
remaja lainnya yaitu menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang, serta
pergaulan bebas yang makin merajalela di kalangan para remaja hal ini bisa
merusak para pemuda khususnya di Indonesia semakin banyaknya yang
menyalahgunakan narkoba dan obat terlarang pasti dia hidupnya tidak akan lama
lagi dan apabila diketahui oleh aparat keamanan dan maka dia akan di hukum, hal
itu akan merubah masa depan dan cita-cita pemuda dan hal yang paling parah
adalah kematian.
Selain
itu masalah remaja yang lainnya adalah kurangnya pandangan dari pemerintah
kepada remaja dalam hal mengembangkan sebuah pengetahuan dan penelitian yang
bisa mengharumkan nama bangsa. Seakan- akan
pemerintah tidak peduli akan kehebatan anak bangsa. Apabila begini terus
maka negara tersebut tidak akan maju dan berkembang sesuai dengan yang
diinginkan.
Sayangnya
di negara ini belum adanya peraturan prundang-undangan generasi muda.
Seakan-akan remaja yang masih di bawah umur apabila melakukan kesalahan di
lindungi oleh negaara dengan alasan anak tersebut masih di bawah umur.
Seharusnya
pemerintah harus menindak tegas semua perbuatan yang dilakukan dan yang di
langgar oleh para pemuda dan warga Indonesia lainnya. Para aparat pu jangan
memandang dari segi tahta dan kekayaan. Karena banyak masalah yang terjadi
orang kecil dan miskinlah yang selalu salah. Padahal orang tersebut hanya
mengambil kapas yang sudah jatuh dari pohonya dan orang tersebut sampai
dituntut ke meja hijau dan orang yang korupsi pada saat di sidang mereka
mengulur-ulur waktu supaya masyarakat sudah lupa dengan masalah tersebut.
Apabila
ada tindakan tegas dari pemerintah dan para aparat yang bersih pasti negara ini
akan terbebas dari segala maslaha dan problem-problem yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat dan menjalankan segala peraturan yang sudah dibuat dan tidak
melanggarnya.
Untuk
mengantisipasi maslah diatas yaitu oemerintah harus bertindak tegas dalam
mengambil keputusan dan hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan
oleh seseorang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah juga harusnya tidak memandang sebelah mata kepada pemuda dan
memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk mengembangkan apapun yang
dimiliki oleh pemuda tersebut supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan
fasilitas-fasilitas yang sepadan seperti negara-negara lain di luar sana.
Apabila semua itu terpenuhi maka cita-cita negara akan tercapai.
Sumber:
http://faizal131209.blogspot.com/2012/11/pemuda-dan-sosialisasi-tulisan.html
Categories
Pemuda dan Sosialisasi,
Tulisan Softskill
ISD Sebagai Salah Satu MKDU
Setiap hari kita berhadapan dengan masalah-masalah. Ada masalah pribadi
dan ada juga masalah sosial. Masalah pribadi dapat diselesaikan dengan
orang yang bersangkutan, namun tidak demikian halnya dengan masalah
sosial. Masalah sosial tidak dapat diselesaikan atau dipecahkan seorang
diri, masalah sosial harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama.
Masalah sosial tersebut, merupakan sesuatu yang bersifat destruktif yang
harus segera disudahi. Walaupun itu berarti tidak mungkin, namun paling
tidak kita dapat meminimalisirnya. Maka dari itu dibutuhkan pendidikan
Ilmu Sosial Dasar (ISD) sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
di perguruan tinggi. Karena seperti kita ketahui, kita tidak dapat
mengandalkan hanya berkonsentrasi pada disiplin ilmu tertentu saja untuk
menghasilkan seorang terdidik yang berkualitas dan seimbang serta tidak
meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya akan
lebih baik, bila Ilmu Sosial Dasar (ISD) dapat disampaikan secara riil
dengan penyampaian berdasarkan contoh atau jika perlu terjun pada
prakteknya. Sehingga tidak hanya berkutat pada bidang teori yang
bahwasannya hal itu sangat tidak efektif dan bersifat berputar-putar
pada kata-kata yang belum tentu tahu maknanya.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi
sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni
antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Sumber:
http://shuhar4ka34.blogspot.com/2012/10/isd-sebagai-salah-satu-mkdu.html
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Sumber:
http://shuhar4ka34.blogspot.com/2012/10/isd-sebagai-salah-satu-mkdu.html
Categories
ISD Sebagai Salah Satu MKDU,
Tulisan Softskill
Contoh Studi Kasus mengenai Warga negara dan Negara
Dalam hal perkawinan campuran antara negara asli
indonesia dengan Negara Lain, dalam perundang-undangan di Indonesia, perkawinan
campuran didefinisikan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
pasal 57 : ”yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-undang ini
ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang
berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia”.
Persoalan yang rentan dan sering timbul dalam perkawinan
campuran adalah masalah kewarganegaraan anak. UU kewarganegaraan yang lama
menganut prinsip kewarganegaraan tunggal, sehingga anak yang lahir dari
perkawinan campuran hanya bisa memiliki satu kewarganegaraan, yang dalam UU
tersebut ditentukan bahwa yang harus diikuti adalah kewarganegaraan ayahnya.
Pengaturan ini menimbulkan persoalan apabila di kemudian hari perkawinan orang
tua pecah, tentu ibu akan kesulitan mendapat pengasuhan anaknya yang warga
negara asing.
Definisi anak dalam pasal 1 angka 1 UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak adalah : “Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.
Dengan demikian anak dapat dikategorikan sebagai
subjek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Seseorang yang tidak
cakap karena belum dewasa diwakili oleh orang tua atau walinya dalam melakukan
perbuatan hukum. Anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki kemungkinan
bahwa ayah ibunya memiliki kewarganegaraan yang berbeda sehingga tunduk pada
dua yurisdiksi hukum yang berbeda. Berdasarkan UU Kewarganegaraan yang lama,
anak hanya mengikuti kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan UU Kewarganegaraan
yang baru anak akan memiliki dua kewarganegaraan.
Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas seharusnya anak tersebut diberi hak pilih untuk menentukan dia ingin memiliki kewarganegaraan yang dia inginkan.
Sumber:
http://gfebriani18.blogspot.com/2012/10/warga-negara-dan-negara.html
Categories
Tugas Softskill
Tahukah anda apa makna dari warganegara dan negara?
Hal
yang jarang didengar dilingkungan umum adalah warganegara dan negara,
karena warganegara dan negara hanya kita jumpai di bangku sekolah saja
dan mungkin sudah biasa terdengar bagi para wakil rakyat di gedung MPR
& DPR mendengar kata warganegara dan negara. Saya ingin sedikit
menggambarkan suatu hal yang berhubungan dengan warganegara dan negara
yaitu seberapa jauh pengetahuan kita tentang warganegara dan negara,
namun bukan hanya pengetahuan itu sendiri, apa maknanya, apa manfaatnya
bagi kita sendiri. Karena masih banyak orang yang belum pengerti tentang
warganegara dan negaranya itu sendiri.
Banyak
orang awam yang belum mengenal dan mengetahui apa sih sebenarnya makna
dan maksud serta tujuan daripada warganegara dan negara itu sendiri,
bila orang ditanya seperti itu mereka akan menjawab dengan simple “saya
orang Indonesia”. Namun dalam pengertian yang luas bukan hanya itu
melainkan sebuah tatanan yang mengatur suatu masyarakat disuatu wilayah
sehingga terciptalah warganegara dan negara itu sendiri.
Dalam
arti sempit warganegara saya artikan sebagai kumpulan orang-orang yang
telah sudah lama bersama karna tujuan hidup yang sama, sehingga
terbentuklah negara, jadi negara ada karena adanya warganegara. Suatu
sistem yang saling berkaitan satu sama lain dan saling mengikat satu
sama lain, sehingga warganegara dan negara menjadi kesatuan yang mutlak
dalam berdirinya suatu negara. Namun dalam arti sesungguhnya warganegara
adalah warga adalah individu-individu yang berada didalam suatu wilayah
yang sama dalam jangka waktu lama, dan negara adalah alat yang
digunakan oleh individu itu sendiri untuk membangun apa yang menjadi
tujuan bersama.
Pentingnya
kita mengetahui makna dari pada sebuah arti warganegara dan negara
yaitu agar kita tidak hanya hidup dengan pengetahuan yang sedikit
tentang negara kita yang diamin ini, melainkan menjadi sebuah motivasi
sendiri untuk pengetahui makna lebih dalam arti dari warganegara dan
negara sehingga kita mengenal betul apa yang menjadi tujuan kita dalam
bernegara. Hal ini yang biasanya menjadi penghalang dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bertanah air yaitu suatu sikap dimana kita tidak
mengenal betul apa makna dari pada warganegara dan negara sehingga
kurangnya rasa nasionalisme kita pada negara kita tercinta ini yang
akhirnya kita terbilang orang yang tidak peduli pada bangsa kita
sendiri.
Sebagai
contoh kecil Indonesia terkenal dengan batiknya yang menjadi budaya
dari bangsa kita sendiri, bila kita tidak mengetahui dan tidak
melestarikannya tentu saja batik akan diambil oleh negara lain yang
lebih peduli dengan kesenian yang indah dan karya-karya indah lainnya.
Ini akan menunjukan sikap kita mencintai tanah air dengan perwujudan
sebagai warganegara dan negara yang lebih mempunyai makna dalam
kehidupan berbangsa dan negara.
Warganegara
juga menjadi identitas seseorang itu menjadi bagian daripada arti kita
menjadi sebuah negara, ini hal yang perlu diperhatikan bila kita menjadi
warganegara Indonesia tentu kita akan menjunjung tinggi apa yang
menjadi kebanggaan kita yaitu persatuan dan kesatuan bangsa yang akan
kita pertahankan. Banyak orang yang datang untuk berwisata ke negara
lain hanya untuk melihat apa menjadi daya tarik dari negara itu sendiri
sehingga banyak dikunjungin oleh wisatawan asing.
Adapula
individu yang pindah kewarganegaraan karena alasannya sendiri dan ingin
menetap di suatu negara yang ditempatinya, tentu saja hal ini
boleh-boleh saja namun harus ada beberapa syarat yang harus dilengkapi.
Contoh kecil saja, ada salah satu pemain timnas yang berkewarganegaraan
belanda, namun bisa bergabung dengan timnas Indonesia itu karena ada
proses naturalisasi pemain jadi pemain itu harus pindah kewarganegaran
untuk bisa menjadi bagian dari negara itu sendiri.
Sebenarnya
warganegara hanyalah masalah identitas dimana kita ingin menetap, yang
penting kita harus benar-benar mengetahui seluk beluk negara itu sendiri
agar timbulnya rasa nasionalisme yang tinggi dan mampu mambawa hal
posistif bagi negaranya.
Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/27/warganegara-dan-negara-503908.html
Categories
Tulisan Softskill,
Warganegara dan Negara
Subscribe to:
Posts (Atom)
Monday, 31 December 2012
Penderitaan TKI: Tak Dapat Makan, Jarang Istirahat, Sering Dipukuli
Kisah dan pengalaman tragis tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
seolah tiada hentinya. Kali ini kembali dialami oleh TKI Arab Saudi
bernama Tarminah binti Ropik yang sering mendapat pukulan, jarang
istirahat dan jangan pula makan.
RKI Banyumas yang bekerja sebagai Pembantu ini mengaku jarang diberi makan, tenaganya pun terkuras dan sering pula dipukuli karena kepergok sedang beristirahat.
Karena hal ini lah dia kemudian meminta pulang paksa ke tanah air, padahal belum genap satu bulan dia bekerja.
“Duh, maunya ingin bekerja dengan upah lumayan tinggi, ternyata malah sering disiksa, jarang diberi makan dan istirahat. Majikan marah dan main pukul, kalau mengetahui saya lagi istirahat,” kata Tarminah di ruang tunggu Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI, Jumat (27/08) kemarin.
Tarminah berangkat ke Arab Saudi melalui jasa Penyelenggara Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) PT Zam Zam Perwira di Jalan Tebet Dalam No. 36 Jakarta Selatan. Dia kemudian bekerja di rumah majikan bernama Abdullah di Thaif, Arab Saudi.
Dia tak mengira bisa mendapatkan majikan yang kejam dan galak, dia pun nekad untuk meminta pulang ke tanah air. Dia pun belum ada niatan untuk menjadi TKI lagi. “Saya melarikan diri meminta perlindungan ke KBRI di Jeddah. Di KBRI saya tinggal kurang lebih dua bulan dan bekerja seadanya untuk biaya ongkos bisa pulang ke tanah air,” ungkapnya.
Sumber :
http://www.kampungtki.com/baca/18214
RKI Banyumas yang bekerja sebagai Pembantu ini mengaku jarang diberi makan, tenaganya pun terkuras dan sering pula dipukuli karena kepergok sedang beristirahat.
Karena hal ini lah dia kemudian meminta pulang paksa ke tanah air, padahal belum genap satu bulan dia bekerja.
“Duh, maunya ingin bekerja dengan upah lumayan tinggi, ternyata malah sering disiksa, jarang diberi makan dan istirahat. Majikan marah dan main pukul, kalau mengetahui saya lagi istirahat,” kata Tarminah di ruang tunggu Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI, Jumat (27/08) kemarin.
Tarminah berangkat ke Arab Saudi melalui jasa Penyelenggara Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) PT Zam Zam Perwira di Jalan Tebet Dalam No. 36 Jakarta Selatan. Dia kemudian bekerja di rumah majikan bernama Abdullah di Thaif, Arab Saudi.
Dia tak mengira bisa mendapatkan majikan yang kejam dan galak, dia pun nekad untuk meminta pulang ke tanah air. Dia pun belum ada niatan untuk menjadi TKI lagi. “Saya melarikan diri meminta perlindungan ke KBRI di Jeddah. Di KBRI saya tinggal kurang lebih dua bulan dan bekerja seadanya untuk biaya ongkos bisa pulang ke tanah air,” ungkapnya.
Sumber :
http://www.kampungtki.com/baca/18214
Individu, Keluarga dan Masyarakat
PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :
- menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
- menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan
sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
- Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
- Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
- Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
- Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14
- Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
- Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
- para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
- Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
- Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
- keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
- keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
- Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak-anak perempuan
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, aa masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahli sosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai berikut : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Menilik kenyataan dilapangan, suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar belakang dari berbagai suku.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapata digolongkan menjadi :
- Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
b. Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las
Sumber:
http://krblanglangbuana.wordpress.com/2012/03/22/individu-keluarga-dan-masyarakat/
Friday, 21 December 2012
Musik Perlawanan
Sebagian penikmat
music berpendapat, bahwa tidak penting bagi para musisi untuk
mempertahankan genre tertentu dalam karya-karyanya. Music hanya untuk
kesenangan “ Just Enjoy “, tidak lebih. Tak perlu ideology dalam music,
cukup ikuti selera pasar, ciptakan, edarkan, pasarkan dan raihlah
keuntungan.
Kalangan lain
berpendapat, music mampu mengubah dunia, setidaknya persepsi. Menurut
kalangan ini, tak seharusnya music mengklaim suatu kebenaran, namun
music perlu memperjuangkan kesetaraan ( Jerinx, Drumer Superman Is Dead
).
Music Blues misalnya,
lahir dari ketertindasan para budak Afrika selama politik Apartheid
berjalan di benua hitam tersebut. Lirik Blues menggambarkan rintihan, penderitaan para budak ketika di tindas oleh kaum majikan.
Contoh kecil
perlawanan music terhadap Tiran, di jelaskan Drumer SID ( Superman Is
Dead ), Jerinx dalam sebuah Talk Show di TV swasta . Ia mengambil contoh
Di Amerika Serikat, ketika George Bush mengeluarkan
kebijakan yang tidak poulis di mata rakyat Amerika, yakni menggempur
Irak secara membabi buta. Para musisi dari berbagai aliran yang di
motori oleh genre music Funk Rock mengeluarkan album penolakan terhadap
Bush. Salah satu lagu yang dikenal dari album tersebut adalah “ Amerikan Idiot “.
Kondisi di Indonesia sedikit berbeda, Musik yang
mengkritik kekuasaan di lakukan secara individu atau Group Band. sebut
saja Iwan Fals, Pas Band, Alm Franky Sahilatua, Mukti-Mukti, Doel
Sumbang, Jeruji dan Slank. Sedangkan untuk music dangdut di pelopori oleh Rhoma Irama.
Konsolidasi musisi
Indonesia belum mengarah kepada perjuangan politik yang di lakukan
secara kolektif. Kecuali mereka melakukan solidaritas dalam momentum
bencana alam.
Musik memang belum
mampu mengubah dunia, namun beberapa pihak sepakat jika music mampu
mengubah persepsi. Sisi lain kaum aktivis gerakan khawatir, jika music
menjadi candu bagi kaum tertindas. “ Para penikmat music di
khawatirkan tidak akan melakukan gerakan nyata atas ketertindasannya.
Karena ketertindasan itu merasa terwakili atau termanifestasikan oleh
sebuah lagu”. Jelas Aktivis FMN, Dadan WirahadiKusuma.
Sebagai aktivis Dadan
sepakat, jika music dijadikan media propaganda kaum gerakan yang
memperjuangkan kepentingan rakyat tertindas.
Kini,
komuitas-komunitas yang di latar belakangi oleh genre music tertentu
seperti komunitas Funk tetap eksis dan menyebar di berbagai kota. Namun
komunitas tersebut tidak lagi memperjuangkan ideology anti kemapanan. Saat
ini sebagian besar komuitas Funk hanya dijadikan ajang “ fashion “
semata. Tidak lagi dijadikan tempat ekspresi ketertindasannya. Dan hal
itu tidak saja didapati di komunitas Funk semata. Perubahan orientasi
kearah “ fashion” di alami oleh komunitas lain di luar music. Contoh
kecil saja, banyak anak muda yang bangga memakai kaos Che Guevara, dalam
prakteknya, kehidupan mereka jauh dari apa yang di lakukan Che.
Sumber :
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/07/07/musik-perlawanan/
Sunday, 2 December 2012
Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat
Masyarakat dibagi atas 3 bagian, yaitu masyarakat atas, menengah, dan
bawah. Pelapisan ini dapat dikategorikan dengan kekuatan financial, gaya
hidup, serta pendidikan yang dimiliki. Pelapisan social terjadi karena
semua bukan semata – mata sengaja dipisahkan melainkan karena terjadi
akibat tidak tercapainya pemerataan pendapatan.
Pelapisan sosial juga dapat terjadi ketika semua manusia tidak menghargai kesamaan derajat seperti membedakan peran antara pria dan wanita. Jika pekerjaan pria biasanya melakukan pekerjaan berat dan wanita yang ringan.
Padahal kalau kita sering melihat bahwa kekuatan tidak dapat dikalahkandengan rasa lapar. Seperti para ibu – ibu pemecah batu, mereka rela melakukan hanya demi mencukupi kebutuhan hidup. Mereka bekerja di tangan yang selembut itu dengan tenaga yang biasanya. Ada pula yang menjadi buruh batu bata di indramayu.
Jika kita melihat postur tubuh mereka, sama dengan wanita seperti umumnya. Kita seringkali menjumpai hal yang sangat tidak adil di dunia ini, itulah kehidupan.
Dalam masyarakat dimanapun di dunia, akan selalu dijumpai keadaan yang bervariasi, keadaan yang tidak sama. Satu hal yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa keadaan di dunia selalu bergerak dinamis. Dari segi alam ternyata bahwa tumbuhan tumbuhan, tumbuh mulai dari kecil hingga besar dan dapat menghasilkan buah. Demikian dalam kenyataan terlihat ada pohon besar dan pohon kecil, jenisnyapun berbeda.
Masyarakat yang berada di atas akan menjaga hidupnya agar tidak berada di posisi bawahnya. Berbeda dengan sosal yang dibawahnya, mereka akan berjuang mati – matian untuk mencapai hidup yang lebih baik lagi.
Pelapisan sosial juga terdapat antara golongan kerajaan dan orang biasa. Pada zaman sekarang ini tidak dapat dibedakan antara golongan ningrat dengan biasa. Pelapisan ini dapat terjadi pada acara kerajaan dan acara besar seperti pernikahan.
Pada masyarakat Hindu terdapat strata social berdasarkan ia dilahirkan di golongan apa orang tua berada atau yang sering disebut dengan kasta. Hal ini sebenarnya terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang.
Acara besar kematian dapat dijadikan acuan. Apabila kasta raja dan pendeta dapat memperoleh ngaben yang sangat mahal itu dengan nilai ekonomis dan juga kasta. Pada kasta dibawahnya dapat melakukan ngaben jika mampu. Jika tidak mampu dapat di kuburkan disebuah pohon yang berada di sebuah pulau.
Jika ada kesempatan mayat dapat dibakar secara bersamaan. Akan tetapi, hal itu menjadi tidak berarti pada saat sekarang ini dimana mereka hidup secara berdampingan.
Pelapisan sosial pada sekarang ini dilihat dari dimana pendapatan mereka peroleh. Zaman sekarang segi financial menjadi tolak ukur dalam menentukan dimana mereka berada. Pada masyarakat bawah keuangan dan pendidikan yang kurang memadai dapat menjadi penghambat kemajuan hidup mereka. Karena untuk dapat hidup yang lebih baik mereka harus bersekolah lebih tinggi untuk bisa masuk dikelas menengah.
Pada masyarakat menengah biasa merupakan kaum pekerja pada suatu pekerjaan di perusahaan. Mereka sibuk bekerja keras demi mencapai sesuatu yang lebih baik. Menengah pun ada yang dibawah dan juga ada yang diatas.
Biasanya terlihat dari besar pendapatan yang diperoleh pada seseorang. Contohnya pegawai negeri sipil golongan bawah, guru, dan pekerja negeri lainnya.
Kesamaan derajat identik antara pria dan wanita, tua dan muda. Jika pada pria dan wanita biasanya terjadi pada kekuasaan suatu negeri yang dipimpin oleh pria lebih baik dari wanita. Perbandingan jumlah pemimpin pria dan wanita cenderung lebih besar pria daripada wanita.
Itu sangat beralasan, karena wanita harus bertanggung jawab terhadap anak – anaknya. Misalnya mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat hingga sang anak bisa menjaga dirinya sendiri.
Faktor hormonal itulah yang menjadi acuan pada sekarang untuk membedakan derajat antara pria dan wanita.
Perbedaan pada seseorang yang muda dan tua biasanya terletak dari proses pendewasaan berpikir seseorang dalam menentukan sikap. Seringkali ucapan banyak makan asaim garam, sering diucapkan seseorang yang lebih tua yang tidak mau menerima pendapat dari yang lebih muda.
Sumber:
http://ekocebong.wordpress.com/2011/12/30/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat-tulisan-5/
Pelapisan sosial juga dapat terjadi ketika semua manusia tidak menghargai kesamaan derajat seperti membedakan peran antara pria dan wanita. Jika pekerjaan pria biasanya melakukan pekerjaan berat dan wanita yang ringan.
Padahal kalau kita sering melihat bahwa kekuatan tidak dapat dikalahkandengan rasa lapar. Seperti para ibu – ibu pemecah batu, mereka rela melakukan hanya demi mencukupi kebutuhan hidup. Mereka bekerja di tangan yang selembut itu dengan tenaga yang biasanya. Ada pula yang menjadi buruh batu bata di indramayu.
Jika kita melihat postur tubuh mereka, sama dengan wanita seperti umumnya. Kita seringkali menjumpai hal yang sangat tidak adil di dunia ini, itulah kehidupan.
Dalam masyarakat dimanapun di dunia, akan selalu dijumpai keadaan yang bervariasi, keadaan yang tidak sama. Satu hal yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa keadaan di dunia selalu bergerak dinamis. Dari segi alam ternyata bahwa tumbuhan tumbuhan, tumbuh mulai dari kecil hingga besar dan dapat menghasilkan buah. Demikian dalam kenyataan terlihat ada pohon besar dan pohon kecil, jenisnyapun berbeda.
Masyarakat yang berada di atas akan menjaga hidupnya agar tidak berada di posisi bawahnya. Berbeda dengan sosal yang dibawahnya, mereka akan berjuang mati – matian untuk mencapai hidup yang lebih baik lagi.
Pelapisan sosial juga terdapat antara golongan kerajaan dan orang biasa. Pada zaman sekarang ini tidak dapat dibedakan antara golongan ningrat dengan biasa. Pelapisan ini dapat terjadi pada acara kerajaan dan acara besar seperti pernikahan.
Pada masyarakat Hindu terdapat strata social berdasarkan ia dilahirkan di golongan apa orang tua berada atau yang sering disebut dengan kasta. Hal ini sebenarnya terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang.
Acara besar kematian dapat dijadikan acuan. Apabila kasta raja dan pendeta dapat memperoleh ngaben yang sangat mahal itu dengan nilai ekonomis dan juga kasta. Pada kasta dibawahnya dapat melakukan ngaben jika mampu. Jika tidak mampu dapat di kuburkan disebuah pohon yang berada di sebuah pulau.
Jika ada kesempatan mayat dapat dibakar secara bersamaan. Akan tetapi, hal itu menjadi tidak berarti pada saat sekarang ini dimana mereka hidup secara berdampingan.
Pelapisan sosial pada sekarang ini dilihat dari dimana pendapatan mereka peroleh. Zaman sekarang segi financial menjadi tolak ukur dalam menentukan dimana mereka berada. Pada masyarakat bawah keuangan dan pendidikan yang kurang memadai dapat menjadi penghambat kemajuan hidup mereka. Karena untuk dapat hidup yang lebih baik mereka harus bersekolah lebih tinggi untuk bisa masuk dikelas menengah.
Pada masyarakat menengah biasa merupakan kaum pekerja pada suatu pekerjaan di perusahaan. Mereka sibuk bekerja keras demi mencapai sesuatu yang lebih baik. Menengah pun ada yang dibawah dan juga ada yang diatas.
Biasanya terlihat dari besar pendapatan yang diperoleh pada seseorang. Contohnya pegawai negeri sipil golongan bawah, guru, dan pekerja negeri lainnya.
Kesamaan derajat identik antara pria dan wanita, tua dan muda. Jika pada pria dan wanita biasanya terjadi pada kekuasaan suatu negeri yang dipimpin oleh pria lebih baik dari wanita. Perbandingan jumlah pemimpin pria dan wanita cenderung lebih besar pria daripada wanita.
Itu sangat beralasan, karena wanita harus bertanggung jawab terhadap anak – anaknya. Misalnya mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat hingga sang anak bisa menjaga dirinya sendiri.
Faktor hormonal itulah yang menjadi acuan pada sekarang untuk membedakan derajat antara pria dan wanita.
Perbedaan pada seseorang yang muda dan tua biasanya terletak dari proses pendewasaan berpikir seseorang dalam menentukan sikap. Seringkali ucapan banyak makan asaim garam, sering diucapkan seseorang yang lebih tua yang tidak mau menerima pendapat dari yang lebih muda.
Sumber:
http://ekocebong.wordpress.com/2011/12/30/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat-tulisan-5/
Contoh Kasus Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Penganiayaan TKI terakhir di Malaysia dialami oleh Siti Hajar yang
dianiaya oleh majikannya pada 2009. Mengangkat pembantu adalah sebuah
pilihan berat karena pembantu idealnya adalah partner kerja meskipun dia
bekerja dibawah perintah kita. Mereka bukanlah barang mati, yang tidak
punya pikiran dan perasaan. Mereka tentu punya juga keinginan untuk
dihargai, dan tentu saja tidak bakalan menolak jika diajak berkomunikasi
secara baik dengan penuh kesantunan dan kasih sayang. Karena itu, tidak
selayaknya pembantu diperlakukan layaknya ata’ atau budak. Dalam banyak
kasus—semoga kita tidak termasuk diantaranya—seringkali pembantu
dipersamakan dengan budak. Yang selalu muncul di pikiran kita, ”pokoknya
dia harus nurut, kalau tidak awas!!". Kasus Siti Hajar diatas
merupakan satu bukti nyata dimana pembantu diperlakukan tak lebih dari
seorang budak baginya.
Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas kedubes indonesia yang berada di negara tersebut harus bertindak tegas dan melindungi setiap TKI yang bekerja. Seharusnya para TKI tidak diperlakukan dengan kasar, karena mereka juga sama seperti majikannya, sama-sama manusia hanya saja nasib mereka kurang beruntung.
Sumber:
http://topik08061989.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-persamaan-derajat.html
Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas kedubes indonesia yang berada di negara tersebut harus bertindak tegas dan melindungi setiap TKI yang bekerja. Seharusnya para TKI tidak diperlakukan dengan kasar, karena mereka juga sama seperti majikannya, sama-sama manusia hanya saja nasib mereka kurang beruntung.
Sumber:
http://topik08061989.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-persamaan-derajat.html
Pemuda dan Sosialisasi
Permasalahan
dalam Pemuda dan Sosialisasi diantaranya yaitu para pemuda dirasa menurunya
jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan generasi pemuda. Oleh
karena itu para pemuda harus mendapatkan banyak sekali sosialisasi-sosialisasi
mengenai kenegaraan yang bisa memotivasi para pemuda untuk mempunyai jiwa
nasionalisme tersebut agar negara tersebut bisa lebih maju dan perkembang
akibat kuatnya jiwa nasionalisme dari pemuda tersebut.
Selain
itu kekurang pastian yang dialami oleh para remaja terhadap massa depannya yang
mengakibatkan para pemuda putus asa dan tidak bersemangat lagi dalam menimba
ilmu dalam masa sekolah maupun kuliah yang mengakibatkan para remaja banyak
yang terjerumus dalam hal yang tidak diinginkan.
Karena
belum seimbangan antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah
yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda
sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa. Kurangnya lapangan
kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah
pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktifitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
Masih
banyaknya perkawinan di bawah umur yang bisa mengakibatkan kurangnya gizi yang
dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan
di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan
kurangnya perhatian tenteng gizi dan menu makan seimbang di kalangan masyarakat
yang berpenghasilan rendah.
Hal
yang bisa mengakibatkan pernikahan dini yaitu pergaulan bebas para remaja yang
membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga, karena dengan
pergaulan dan sex bebas maka akan semakin banyak jumlah pernikahan dini di
indonesie.
Kenakalan
remaja lainnya yaitu menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang, serta
pergaulan bebas yang makin merajalela di kalangan para remaja hal ini bisa
merusak para pemuda khususnya di Indonesia semakin banyaknya yang
menyalahgunakan narkoba dan obat terlarang pasti dia hidupnya tidak akan lama
lagi dan apabila diketahui oleh aparat keamanan dan maka dia akan di hukum, hal
itu akan merubah masa depan dan cita-cita pemuda dan hal yang paling parah
adalah kematian.
Selain
itu masalah remaja yang lainnya adalah kurangnya pandangan dari pemerintah
kepada remaja dalam hal mengembangkan sebuah pengetahuan dan penelitian yang
bisa mengharumkan nama bangsa. Seakan- akan
pemerintah tidak peduli akan kehebatan anak bangsa. Apabila begini terus
maka negara tersebut tidak akan maju dan berkembang sesuai dengan yang
diinginkan.
Sayangnya
di negara ini belum adanya peraturan prundang-undangan generasi muda.
Seakan-akan remaja yang masih di bawah umur apabila melakukan kesalahan di
lindungi oleh negaara dengan alasan anak tersebut masih di bawah umur.
Seharusnya
pemerintah harus menindak tegas semua perbuatan yang dilakukan dan yang di
langgar oleh para pemuda dan warga Indonesia lainnya. Para aparat pu jangan
memandang dari segi tahta dan kekayaan. Karena banyak masalah yang terjadi
orang kecil dan miskinlah yang selalu salah. Padahal orang tersebut hanya
mengambil kapas yang sudah jatuh dari pohonya dan orang tersebut sampai
dituntut ke meja hijau dan orang yang korupsi pada saat di sidang mereka
mengulur-ulur waktu supaya masyarakat sudah lupa dengan masalah tersebut.
Apabila
ada tindakan tegas dari pemerintah dan para aparat yang bersih pasti negara ini
akan terbebas dari segala maslaha dan problem-problem yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat dan menjalankan segala peraturan yang sudah dibuat dan tidak
melanggarnya.
Untuk
mengantisipasi maslah diatas yaitu oemerintah harus bertindak tegas dalam
mengambil keputusan dan hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan
oleh seseorang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah juga harusnya tidak memandang sebelah mata kepada pemuda dan
memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk mengembangkan apapun yang
dimiliki oleh pemuda tersebut supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan
fasilitas-fasilitas yang sepadan seperti negara-negara lain di luar sana.
Apabila semua itu terpenuhi maka cita-cita negara akan tercapai.
Sumber:
http://faizal131209.blogspot.com/2012/11/pemuda-dan-sosialisasi-tulisan.html
ISD Sebagai Salah Satu MKDU
Setiap hari kita berhadapan dengan masalah-masalah. Ada masalah pribadi
dan ada juga masalah sosial. Masalah pribadi dapat diselesaikan dengan
orang yang bersangkutan, namun tidak demikian halnya dengan masalah
sosial. Masalah sosial tidak dapat diselesaikan atau dipecahkan seorang
diri, masalah sosial harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama.
Masalah sosial tersebut, merupakan sesuatu yang bersifat destruktif yang
harus segera disudahi. Walaupun itu berarti tidak mungkin, namun paling
tidak kita dapat meminimalisirnya. Maka dari itu dibutuhkan pendidikan
Ilmu Sosial Dasar (ISD) sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
di perguruan tinggi. Karena seperti kita ketahui, kita tidak dapat
mengandalkan hanya berkonsentrasi pada disiplin ilmu tertentu saja untuk
menghasilkan seorang terdidik yang berkualitas dan seimbang serta tidak
meninggalkan kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya akan
lebih baik, bila Ilmu Sosial Dasar (ISD) dapat disampaikan secara riil
dengan penyampaian berdasarkan contoh atau jika perlu terjun pada
prakteknya. Sehingga tidak hanya berkutat pada bidang teori yang
bahwasannya hal itu sangat tidak efektif dan bersifat berputar-putar
pada kata-kata yang belum tentu tahu maknanya.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi
sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni
antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Sumber:
http://shuhar4ka34.blogspot.com/2012/10/isd-sebagai-salah-satu-mkdu.html
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Sumber:
http://shuhar4ka34.blogspot.com/2012/10/isd-sebagai-salah-satu-mkdu.html
Contoh Studi Kasus mengenai Warga negara dan Negara
Dalam hal perkawinan campuran antara negara asli
indonesia dengan Negara Lain, dalam perundang-undangan di Indonesia, perkawinan
campuran didefinisikan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
pasal 57 : ”yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-undang ini
ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang
berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia”.
Persoalan yang rentan dan sering timbul dalam perkawinan
campuran adalah masalah kewarganegaraan anak. UU kewarganegaraan yang lama
menganut prinsip kewarganegaraan tunggal, sehingga anak yang lahir dari
perkawinan campuran hanya bisa memiliki satu kewarganegaraan, yang dalam UU
tersebut ditentukan bahwa yang harus diikuti adalah kewarganegaraan ayahnya.
Pengaturan ini menimbulkan persoalan apabila di kemudian hari perkawinan orang
tua pecah, tentu ibu akan kesulitan mendapat pengasuhan anaknya yang warga
negara asing.
Definisi anak dalam pasal 1 angka 1 UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak adalah : “Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.
Dengan demikian anak dapat dikategorikan sebagai
subjek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Seseorang yang tidak
cakap karena belum dewasa diwakili oleh orang tua atau walinya dalam melakukan
perbuatan hukum. Anak yang lahir dari perkawinan campuran memiliki kemungkinan
bahwa ayah ibunya memiliki kewarganegaraan yang berbeda sehingga tunduk pada
dua yurisdiksi hukum yang berbeda. Berdasarkan UU Kewarganegaraan yang lama,
anak hanya mengikuti kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan UU Kewarganegaraan
yang baru anak akan memiliki dua kewarganegaraan.
Opini:
Menurut pendapat saya tentang contoh kasus diatas seharusnya anak tersebut diberi hak pilih untuk menentukan dia ingin memiliki kewarganegaraan yang dia inginkan.
Sumber:
http://gfebriani18.blogspot.com/2012/10/warga-negara-dan-negara.html
Tahukah anda apa makna dari warganegara dan negara?
Hal
yang jarang didengar dilingkungan umum adalah warganegara dan negara,
karena warganegara dan negara hanya kita jumpai di bangku sekolah saja
dan mungkin sudah biasa terdengar bagi para wakil rakyat di gedung MPR
& DPR mendengar kata warganegara dan negara. Saya ingin sedikit
menggambarkan suatu hal yang berhubungan dengan warganegara dan negara
yaitu seberapa jauh pengetahuan kita tentang warganegara dan negara,
namun bukan hanya pengetahuan itu sendiri, apa maknanya, apa manfaatnya
bagi kita sendiri. Karena masih banyak orang yang belum pengerti tentang
warganegara dan negaranya itu sendiri.
Banyak
orang awam yang belum mengenal dan mengetahui apa sih sebenarnya makna
dan maksud serta tujuan daripada warganegara dan negara itu sendiri,
bila orang ditanya seperti itu mereka akan menjawab dengan simple “saya
orang Indonesia”. Namun dalam pengertian yang luas bukan hanya itu
melainkan sebuah tatanan yang mengatur suatu masyarakat disuatu wilayah
sehingga terciptalah warganegara dan negara itu sendiri.
Dalam
arti sempit warganegara saya artikan sebagai kumpulan orang-orang yang
telah sudah lama bersama karna tujuan hidup yang sama, sehingga
terbentuklah negara, jadi negara ada karena adanya warganegara. Suatu
sistem yang saling berkaitan satu sama lain dan saling mengikat satu
sama lain, sehingga warganegara dan negara menjadi kesatuan yang mutlak
dalam berdirinya suatu negara. Namun dalam arti sesungguhnya warganegara
adalah warga adalah individu-individu yang berada didalam suatu wilayah
yang sama dalam jangka waktu lama, dan negara adalah alat yang
digunakan oleh individu itu sendiri untuk membangun apa yang menjadi
tujuan bersama.
Pentingnya
kita mengetahui makna dari pada sebuah arti warganegara dan negara
yaitu agar kita tidak hanya hidup dengan pengetahuan yang sedikit
tentang negara kita yang diamin ini, melainkan menjadi sebuah motivasi
sendiri untuk pengetahui makna lebih dalam arti dari warganegara dan
negara sehingga kita mengenal betul apa yang menjadi tujuan kita dalam
bernegara. Hal ini yang biasanya menjadi penghalang dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bertanah air yaitu suatu sikap dimana kita tidak
mengenal betul apa makna dari pada warganegara dan negara sehingga
kurangnya rasa nasionalisme kita pada negara kita tercinta ini yang
akhirnya kita terbilang orang yang tidak peduli pada bangsa kita
sendiri.
Sebagai
contoh kecil Indonesia terkenal dengan batiknya yang menjadi budaya
dari bangsa kita sendiri, bila kita tidak mengetahui dan tidak
melestarikannya tentu saja batik akan diambil oleh negara lain yang
lebih peduli dengan kesenian yang indah dan karya-karya indah lainnya.
Ini akan menunjukan sikap kita mencintai tanah air dengan perwujudan
sebagai warganegara dan negara yang lebih mempunyai makna dalam
kehidupan berbangsa dan negara.
Warganegara
juga menjadi identitas seseorang itu menjadi bagian daripada arti kita
menjadi sebuah negara, ini hal yang perlu diperhatikan bila kita menjadi
warganegara Indonesia tentu kita akan menjunjung tinggi apa yang
menjadi kebanggaan kita yaitu persatuan dan kesatuan bangsa yang akan
kita pertahankan. Banyak orang yang datang untuk berwisata ke negara
lain hanya untuk melihat apa menjadi daya tarik dari negara itu sendiri
sehingga banyak dikunjungin oleh wisatawan asing.
Adapula
individu yang pindah kewarganegaraan karena alasannya sendiri dan ingin
menetap di suatu negara yang ditempatinya, tentu saja hal ini
boleh-boleh saja namun harus ada beberapa syarat yang harus dilengkapi.
Contoh kecil saja, ada salah satu pemain timnas yang berkewarganegaraan
belanda, namun bisa bergabung dengan timnas Indonesia itu karena ada
proses naturalisasi pemain jadi pemain itu harus pindah kewarganegaran
untuk bisa menjadi bagian dari negara itu sendiri.
Sebenarnya
warganegara hanyalah masalah identitas dimana kita ingin menetap, yang
penting kita harus benar-benar mengetahui seluk beluk negara itu sendiri
agar timbulnya rasa nasionalisme yang tinggi dan mampu mambawa hal
posistif bagi negaranya.
Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/27/warganegara-dan-negara-503908.html
Subscribe to:
Posts (Atom)