Sunday, 23 March 2014

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi (T.O.U.2)

Diposkan oleh C. Sheilla di 13:23
A.  Definisi dan  Dasar pengambilan keputusan
Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada. Sebagai seni, pengambilan keputusan  adalah proses mengambil keputusan pada situasi dan kondisi yang berbeda (karena adanya keragaman yang bersifat unik). Dan sebagai ilmu, pengambilan keputusan adalah suatu aktivitas yang memiliki metode, cara, dan pendekatan tertentu secara sistematis, teratur dan terarah.
Menurut George R. Terry menyebutkan 5 dasar  dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1.        Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan  yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif.  Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali relatif  kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
2.        Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
3.        Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik),  tetapi  dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.
4.        Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
5.        Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
·     Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
·     Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
·  Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
·     Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
·  Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.

B.  Jenis–jenis keputusan Organisasi
Keputusan dikategorikan dengan beberapa banyak waktu yang diperlukan oleh wirausahawan untuk membuatnya, bagian organisasi mana yang harus dilibatkan untuk membuat keputusan tersebut, dan fungsi organisasi mana keputusan tersebut difokuskan. Mungkin metode kategorisasi pembagian keputusan yang umumnya diterima adalah didasarkan pada bahasa teknologi komputer dan pembagian keputusan menjadi dua tipe dasar: terprogram dan tidak terprogram.
Menurut Herbert A. Simon, keputusan teprogram adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.
Keputusan tidak terprogram biasanya  merupakan keputusan yang dikeluarkan sekali dan umumnya tidak terstruktur dibanding keputusan yang terprogram.    

C.  Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1.    Posisi kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker), ataukah staff (staffer).
2.    Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan. Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
3.    Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Situasi ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang berubah-ubah.
4.    Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5.    Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu / telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.

D.  Implikasi manajerial
Teori Probabilitas adalah peralatan pembuatan keputusan yang digunakan pada situasi atau resiko dimana pembuat keputusan tidak sepenuhnya yakin dengan hasil dari alternatif yang diimplementasikan. Probabilitas menunjukan kemungkinan bahwa suatu kejadian atau hasil sesungguhnya akan terjadi dan memungkinkan pembuat keputusan untuk menghitung nilai yang diharapkan untuk tiap-tiap alternatif.
Contoh studi kasus:
Seorang wirausahawam mencoba memutuskan dimana akan membuka sebuah toko yang mengkhususkan penyewaan papan selancar air. Dia mempertimbangkan lokasi alternatif yang mungkin (A, B, dan C), yang semuanya nampak sesuai. Untuk tahun pertama operasi, wirausahawan telah memproyeksikan bahwa pada kondisi ideal dia akan mendapatkan 90.000 dollar dilokasi A, 75.000 dollar pada lokasi B, dan 60.000 dollar pada lokasi C. Sesudah memperlajari pola musim historis, wirausahawan telah menetapkan bahwa hanya ada 20% kesempatan atau probabilitas 0,2 kondisi ideal selama tahun pertama operasi pada lokasi A. Lokasi B dan C mempunyai probabilitas masing-masing 0,4 dan 0,8 untu kondisi ideal selama tahun pertama.

Penyelesaian
Diketahui:
Pendapatan Potensial lokasi A = 90.000
Pendapatan Potensial lokasi B = 75.000
Pendapatan Potensial lokasi C = 60.000
Probabilitas pendapatan lokasi A = 0,2
Probabilitas pendapatan lokasi B = 0,4
Probabilitas pendapatan lokasi C = 0,8

Jawab :
Rumus Nilai yang diharapkan (EV) = Pendapatan (I) x Probabilitas (P)
EV lokasi A = 90.000 x 0,2 = 18.000
EV lokasi B = 75.000 x 0,4 = 30.000
EV lokasi C = 60.000 x 0,8 = 60.000

Jadi, menurut analisa diatas sebaiknya wirausahawan membuka sebuah toko di Lokasi C karena nilai yang diharapkan dari alternatif lokasi C mendapatkan nilai tertinggi diantara lokasi A dan B.

Sumber:
ilearn.unand.ac.id/mod/resource/view.php?id=6188&redirect=1‎
http://informatika.web.id/5-dasar-dalam-pengambilan-keputusan.htm
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/.../bab17-pembuatankeputusan.pdf‎
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sumaryanto-mkes/4-upaya-pengambilan-keputusan-yang-tepat.pdf

0 komentar:

Post a Comment

Sunday, 23 March 2014

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi (T.O.U.2)

A.  Definisi dan  Dasar pengambilan keputusan
Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada. Sebagai seni, pengambilan keputusan  adalah proses mengambil keputusan pada situasi dan kondisi yang berbeda (karena adanya keragaman yang bersifat unik). Dan sebagai ilmu, pengambilan keputusan adalah suatu aktivitas yang memiliki metode, cara, dan pendekatan tertentu secara sistematis, teratur dan terarah.
Menurut George R. Terry menyebutkan 5 dasar  dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1.        Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan  yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif.  Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali relatif  kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
2.        Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
3.        Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik),  tetapi  dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.
4.        Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
5.        Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
·     Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
·     Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
·  Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
·     Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
·  Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.

B.  Jenis–jenis keputusan Organisasi
Keputusan dikategorikan dengan beberapa banyak waktu yang diperlukan oleh wirausahawan untuk membuatnya, bagian organisasi mana yang harus dilibatkan untuk membuat keputusan tersebut, dan fungsi organisasi mana keputusan tersebut difokuskan. Mungkin metode kategorisasi pembagian keputusan yang umumnya diterima adalah didasarkan pada bahasa teknologi komputer dan pembagian keputusan menjadi dua tipe dasar: terprogram dan tidak terprogram.
Menurut Herbert A. Simon, keputusan teprogram adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.
Keputusan tidak terprogram biasanya  merupakan keputusan yang dikeluarkan sekali dan umumnya tidak terstruktur dibanding keputusan yang terprogram.    

C.  Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1.    Posisi kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat, apakah ia sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker), ataukah staff (staffer).
2.    Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan. Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat dikenal dengan segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula yang bahkan memerlukan riset tersendiri.
3.    Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Situasi ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang berubah-ubah.
4.    Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5.    Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu / telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.

D.  Implikasi manajerial
Teori Probabilitas adalah peralatan pembuatan keputusan yang digunakan pada situasi atau resiko dimana pembuat keputusan tidak sepenuhnya yakin dengan hasil dari alternatif yang diimplementasikan. Probabilitas menunjukan kemungkinan bahwa suatu kejadian atau hasil sesungguhnya akan terjadi dan memungkinkan pembuat keputusan untuk menghitung nilai yang diharapkan untuk tiap-tiap alternatif.
Contoh studi kasus:
Seorang wirausahawam mencoba memutuskan dimana akan membuka sebuah toko yang mengkhususkan penyewaan papan selancar air. Dia mempertimbangkan lokasi alternatif yang mungkin (A, B, dan C), yang semuanya nampak sesuai. Untuk tahun pertama operasi, wirausahawan telah memproyeksikan bahwa pada kondisi ideal dia akan mendapatkan 90.000 dollar dilokasi A, 75.000 dollar pada lokasi B, dan 60.000 dollar pada lokasi C. Sesudah memperlajari pola musim historis, wirausahawan telah menetapkan bahwa hanya ada 20% kesempatan atau probabilitas 0,2 kondisi ideal selama tahun pertama operasi pada lokasi A. Lokasi B dan C mempunyai probabilitas masing-masing 0,4 dan 0,8 untu kondisi ideal selama tahun pertama.

Penyelesaian
Diketahui:
Pendapatan Potensial lokasi A = 90.000
Pendapatan Potensial lokasi B = 75.000
Pendapatan Potensial lokasi C = 60.000
Probabilitas pendapatan lokasi A = 0,2
Probabilitas pendapatan lokasi B = 0,4
Probabilitas pendapatan lokasi C = 0,8

Jawab :
Rumus Nilai yang diharapkan (EV) = Pendapatan (I) x Probabilitas (P)
EV lokasi A = 90.000 x 0,2 = 18.000
EV lokasi B = 75.000 x 0,4 = 30.000
EV lokasi C = 60.000 x 0,8 = 60.000

Jadi, menurut analisa diatas sebaiknya wirausahawan membuka sebuah toko di Lokasi C karena nilai yang diharapkan dari alternatif lokasi C mendapatkan nilai tertinggi diantara lokasi A dan B.

Sumber:
ilearn.unand.ac.id/mod/resource/view.php?id=6188&redirect=1‎
http://informatika.web.id/5-dasar-dalam-pengambilan-keputusan.htm
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/.../bab17-pembuatankeputusan.pdf‎
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sumaryanto-mkes/4-upaya-pengambilan-keputusan-yang-tepat.pdf

No comments:

Post a Comment

 

Kumpulan Tugas Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review